Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) akan menggelar rapat khusus pada Jumat (30/9) besok untuk membahas kebocoran pipa gas Nord Stream. Kebocoran pipa gas di perairan Laut Baltik itu diduga sebagai aksi sabotase, dengan Rusia dan Amerika Serikat (AS) saling tuding.
Seperti dilansir AFP, Kamis (29/9/2022), rapat khusus Dewan Keamanan PBB itu digelar atas permintaan Rusia, yang sebelumnya menuduh AS sebagai dalang utama di balik kebocoran pipa gas itu. Otoritas AS telah membantah tuduhan Rusia itu dan menyebutnya 'konyol'.
"Seperti yang telah diberitahukan oleh Presiden Dewan Keamanan Prancis kepada kita hari ini bahwa Rusia telah meminta digelarnya pertemuan soal kebocoran Nord Stream dan pertemuan ini direncanakan untuk Jumat (30/9)," ucap Menteri Luar Negeri Swedia, Ann Linde, dalam konferensi pers.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Swedia bersama Prancis diketahui memegang presidency Dewan Keamanan PBB untuk bulan ini. Prancis secara terpisah telah mengonfirmasi bahwa pertemuan itu akan digelar Jumat (30/9) besok di markas besar PBB di New York, AS.
Linde juga menyatakan bahwa Denmark dan Swedia telah diminta untuk memberikan informasi kepada para anggota Dewan Keamanan PBB soal kebocoran gas yang terjadi di perairan zona ekonomi eksklusif kedua negara itu.
Secara terpisah, perwakilan Rusia untuk PBB Dmitry Polyanskiy menyatakan via Telegram bahwa pertemuan membahas kebocoran pipa gas Nord Stream itu akan digelar pada Jumat (30/9) sekitar pukul 15.00 waktu setempat.
Diketahui tiga kebocoran gas yang tidak bisa dijelaskan penyebabnya, yang didahului oleh dua ledakan, terjadi pada jaringan pipa Nord Stream 1 dan 2 yang ada di perairan Laut Baltik pada Senin (26/9) waktu setempat.
Simak Video 'Pakar Jerman Cium Upaya Sabotase di Kebocoran Jalur Pipa Nord Stream':
Jaringan pipa yang menghubungkan Rusia dan Jerman itu berada di pusat ketegangan geopolitik yang mencuat beberapa bulan terakhir, saat Rusia memutuskan pasokan gas ke negara-negara Eropa sebagai balasan atas sanksi-sanksi Barat terkait invasi Moskow ke Ukraina.
Dibangun secara paralel dengan pipa Nord Stream 1, pipa Nord Stream 2 dimaksudkan untuk menggandakan kapasitas impor gas Rusia ke Jerman. Namun Berlin memblokir Nord Stream 2 yang baru selesai dibangun, hanya beberapa hari sebelum Rusia menginvasi Ukraina.
Meskipun tidak beroperasi, namun kedua jaringan pipa itu sama-sama berisi gas ketika insiden terjadi awal pekan ini.