Di tengah berbagai spekulasi soal kebocoran pipa gas Nord Stream di Laut Baltik, Rusia menuduh Amerika Serikat (AS) sebagai dalang utama. Moskow menuntut Presiden AS Joe Biden segera menjawab pertanyaan apakah AS yang sebenarnya ada di balik kebocoran pipa gas, yang penyebabnya masih misterius itu.
"Pada 7 Februari 2022, Joe Biden mengatakan bahwa Nord Stream akan tamat jika Rusia menginvasi Ukraina," ucap juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, dalam pernyataan via media sosial, seperti dilansir AFP, Kamis (29/9/2022).
Zakharova menyertakan sebuah video yang menunjukkan Biden mengatakan 'kami akan mengakhiri' Nord Stream 2 jika tank-tank Rusia melintasi perbatasan Ukraina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Biden wajib menjawab pertanyaan apakah AS telah melakukan ancamannya," imbuhnya.
"Pernyataan dengan niat yang didukung oleh sebuah janji. Kita harus bertanggung jawab atas kata-kata kita... Eropa harus tahu kebenarannya," tegas Zakharova.
Tiga kebocoran gas yang tidak bisa dijelaskan, yang didahului oleh dua ledakan, terjadi pada jaringan pipa Nord Stream 1 dan 2 yang ada di perairan Laut Baltik pada Senin (26/9) waktu setempat.
Jaringan pipa itu berada di pusat ketegangan geopolitik yang mencuat beberapa bulan terakhir, saat Rusia memutuskan pasokan gas ke negara-negara Eropa sebagai balasan atas sanksi-sanksi Barat terkait invasi Moskow ke Ukraina.
Simak Video 'Bantahan Lengkap Rusia Usai Dituduh Sabotase Pipa Gas Nord Stream':