Dibangun secara paralel dengan pipa Nord Stream 1, pipa Nord Stream 2 dimaksudkan untuk menggandakan kapasitas impor gas Rusia ke Jerman. Namun Berlin memblokir Nord Stream 2 yang baru selesai dibangun, hanya beberapa hari sebelum Rusia menginvasi Ukraina.
Ukraina sebelumnya menyebut kebocoran pipa gas itu sebagai 'serangan teroris' oleh Rusia. Namun juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, membantah tuduhan itu dengan menyebutnya 'bodoh dan absurd'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pernyataannya, Peskov juga menyinggung soal 'profit besar' bagi para pemasok LNG dari AS yang telah 'meningkatkan pasokan mereka beberapa kali'.
"Mereka sangat tertarik untuk mendapatkan profit super di masa depan," sebutnya.
Salah satu kebocoran pipa gas Nord Stream 1 teridentifikasi di perairan zona ekonomi Denmark, sedangkan kebocoran lainnya ada di wilayah Swedia.
Kedutaan Besar Rusia di Denmark dalam pernyataannya pada Rabu (28/9) waktu setempat. menyebut kebocoran itu sebagai tindakan 'sabotase terhadap keamanan energi Rusia dan Eropa'.
(nvc/lir)