Presiden Rusia Vladimir Putin berduka atas penembakan massal yang melanda sebuah sekolah di Izhevsk pada Senin (26/9) waktu setempat. Korban tewas akibat penembakan massal itu dilaporkan bertambah menjadi 17 orang, termasuk 11 anak-anak.
Seperti dilansir Associated Press, Selasa (27/9/2022), juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menggambarkan penembakan massal di Sekolah No 88 di kota Izhevsk, wilayah Udmurtia, yang berjarak 960 kilometer sebelah timur Moskow itu, sebagai 'aksi teroris'.
Putin, sebut Peskov, sangat berduka atas penembakan yang merenggut belasan nyawa itu. Peskov menyebut Putin telah memberikan semua perintah yang diperlukan kepada otoritas berwenang yang menyelidiki penembakan itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Presiden Putin sangat berduka atas kematian orang-orang dan anak-anak di sekolah tersebut, di mana aksi teroris terjadi," ucap Peskov kepada wartawan setempat pada Senin (26/9) waktu setempat.
Gubernur Udmurtia, Alexander Brechalov, menyatakan pelaku tewas setelah menembak dirinya sendiri pada Senin (26/9) waktu setempat. Dia menyebut pelaku terdaftar sebagai pasien pada salah satu fasilitas kejiwaan.
Komisi Investigasi Rusia, secara terpisah, mengidentifikasi pelaku penembakan sebagai Artyom Kazantsev yang berusia 34 tahun dan merupakan lulusan sekolah tersebut.
Motif penembakan massal itu belum diketahui secara jelas. Namun disebutkan Komisi Investigasi Rusia bahwa pelaku mengenakan kaos warna hitam yang bergambar 'simbol Nazi' dalam aksinya.
Simak juga 'Korban Penembakan di Sekolah Rusia Bertambah Jadi 13':
Pemerintah Udmurtia melaporkan sedikitnya 17 orang, termasuk 11 anak-anak, tewas dalam penembakan itu. Sementara menurut Komisi Investigasi Rusia, sekitar 24 orang lainnya, termasuk 22 anak-anak, mengalami luka-luka.
Sekolah itu diketahui mendidik anak-anak kelas 1 hingga kelas 11, yang semuanya dievakuasi ke area aman saat penembakan terjadi. Lokasi di sekitar sekolah itu juga diblokir sementara saat penembakan terjadi.
Garda Nasional Rusia menyatakan pelaku menggunakan dua pistol tangan non-lethal yang diisi dengan peluru tajam. Senjata api yang digunakan pelaku tidak terdaftar secara resmi pada otoritas berwenang Rusia.
Penyelidikan kriminal tengah dilakukan terhadap insiden penembakan ini, atas tuduhan pembunuhan dan kepemilikan senjata api ilegal.