Seorang pria Rusia meneriakkan penolakan untuk bertempur di Ukraina dan melepas tembakan di sebuah pusat mobilisasi militer yang ada di wilayah Siberia. Tembakan itu mengenai seorang komandan militer setempat hingga membuatnya luka-luka.
Seperti dilansir AFP dan The Guardian, Senin (26/9/2022), Gubernur Irkutsk Igor Kobzev dalam pernyataannya menyebut insiden penembakan itu terjadi di pusat perekrutan militer di wilayah Ust-Ilimsk pada Senin (26/9) waktu setempat. Ust Ilimsk merupakan kota berpenduduk 85.000 orang di wilayah Irkutsk, Siberia.
"Di Ust-Ilimsk, seorang pria muda melepas tembakan di kantor pendaftaran dan perekrutan militer," tutur Kobzev dalam pernyataan via Telegram.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menyebut seorang komisaris militer -- petugas Partai Komunis yang mendampingi komandan satuan militer di Rusia -- mengalami luka-luka akibat tembakan itu dan kini 'dalam kondisi kritis'.
Kobzev menambahkan bahwa pelaku penembakan, yang tidak disebut identitasnya, 'segera ditangkap' usai insiden terjadi.
Insiden dramatis itu, menurut The Guardian, terekam video. Terlihat dalam video itu bahwa pelaku yang mengenakan seragam kamuflase melepas tembakan ke arah seorang petugas dari jarak sangat dekat, sementara orang-orang lainnya yang ada di lokasi melarikan diri keluar ruangan.
"Tidak ada yang akan pergi ke mana pun," ucap pelaku sesaat sebelum melepas tembakan, seperti dituturkan saksi mata kepada outlet berita lokal Baikal People.
Laporan menyebut sedikitnya ada tiga tembakan yang dilepaskan dalam insiden itu.
Sesaat sebelum penembakan terjadi, menurut saksi mata, sang komandan yang memimpin dewan wajib militer setempat mengumpulkan orang-orang atau calon yang akan direkrut dan 'dengan ceroboh' memberikan ceramah soal pergi berperang.
Tidak diketahui secara jelas apakah ceramah itu ada kaitannya dengan penembakan. Namun dilaporkan bahwa penembakan terjadi setelah pelaku memberi tahu korban bahwa dirinya menolak untuk berperang di Ukraina.