Segera setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan "mobilisasi parsial" untuk perang di Ukraina, mantan perwira militer Rusia, Alex melompat ke dalam mobilnya dan kabur ke Finlandia dengan membawa satu koper.
"Saya tidak ingin membunuh saudara laki-laki saya, saudara perempuan saya," kata pria paruh baya itu kepada kantor berita AFP, Senin (26/9/2022) dari sebuah kamar hotel sederhana di Finlandia.
"Saya secara fisik jijik berada di hadapan warga Rusia kami yang mendukung perang," ujar Alex.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria kelahiran Krimea itu berbicara kepada AFP dengan syarat tidak mengungkapkan identitas lengkapnya, karena khawatir akan nasib istri dan anaknya yang ditinggalkan di Rusia.
Karena latar belakang militernya, Alex khawatir dia termasuk di antara orang-orang yang akan dikirim Rusia ke garis depan setelah Putin memerintahkan mobilisasi parsial ke Ukraina.
"Saya berada di ketentaraan selama delapan tahun ... saya memiliki pangkat perwira. Saya yang pertama berada di bawah ancaman itu," tutur Alex.
Dia mengatakan dia menyadari bahwa "tidak ada lagi yang bisa dilakukan" untuk Rusia, dan menjadi yakin negara itu akan berantakan.
"Saya tahu seperti apa tentara Rusia dari dalam, saya sangat yakin bahwa Putin akan kalah," ujarnya.
Lahir di Sevastopol di Krimea selama era Uni Soviet, Alex pernah memegang paspor Ukraina tetapi tidak dapat memegang kewarganegaraan ganda ketika ia pindah ke Rusia untuk mengejar karir militer.
Alex mengatakan orang tuanya menganggapnya sebagai "pengkhianat" dan dia "tidak akan terkejut" jika ibunya melaporkannya ke dinas intelijen Rusia, FSB.
"Ukraina adalah tanah air saya. Dan Rusia adalah rumah saya, rumah saya sekarang membunuh tanah air saya," katanya.
Kini Alex tengah mencoba segala daya untuk mengeluarkan keluarganya dari Rusia. Alex yakin dia tidak akan pernah ingin tinggal di sana lagi.