Referendum atau pemungutan suara digelar di empat wilayah Ukraina yang kini dikuasai oleh Moskow. Referendum ini dipandang sebagai langkah Rusia mengambil alih wilayah-wilayah di Ukraina tersebut.
Adapun referendum ini digelar di Luhansk, Zaporizhzhia, Donetsk, dan Kherson. Referendum dimulai sejak Jumat kemarin (23/9) hingga Selasa pekan depan (27/9).
Sementara otoritas Ukraina dan negara-negara Barat lainnya mengecam adanya referendum ini. Mereka memandang bahwa hasil referendum itu nantinya bisa dijadikan dalih oleh Rusia jika pasukan Ukraina ingin mengembalikan wilayah tersebut, seakan-akan upaya itu merupakan serangan terhadap Rusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun, voting itu isinya yakni menanyakan penduduk keempat wilayah tersebut apakah mereka ingin wilayahnya menjadi bagian dari Federasi Rusia. Namun, diprediksi hasilnya akan mengikuti kemauan Moskow.
Dengan rencana ini, tentunya perang yang telah berlangsung selama tujuh bulan ini akan semakin meningkat. Referendum ini digelar sebelum Presiden Vladimir Putin memerintahkan mobilisasi militer parsial, yang berarti bisa mengerahkan 300.000 tentara Rusia tambahan untuk bertempur di Ukraina.
Tudingan Rusia
Menurut pejabat yang ditunjuk Rusia dalam empat wilayah Ukraina itu, referendum dilakukan dengan alasan keamanan. Selama empat hari pertama para pejabat setempat akan membawa surat suara ke rumah-rumah penduduk dan mendirikan tempat pemungutan suara di dekat gedung-gedung permukiman setempat.
Pemungutan suara ini juga digelar di Rusia. Sementara, separatis pro-Rusia di Donestsk, Denis Pushilin, menyebut bahwa referendum ini sebagai tonggak sejarah.
Ancaman AS
Presiden Amerika Serikat (AS) memberikan peringatkan Rusia bahwa ada konsekuensi cepat dan berat jika Moskow memanfaatkan referendom dalam maksud mengamil alih empat wilayah Ukraina. Biden menyebut referendum tersebut adalah palsu.
"Referendum Rusia adalah palsu -- dalih palsu untuk mencoba mencaplok bagian-bagian wilayah Ukraina dengan paksa dalam pelanggaran yang mencolok terhadap hukum internasional," sebut Biden dalam pernyataannya seperti dilansir AFP, Sabtu (24/9).
"Kami akan bekerja dengan sekutu dan mitra-mitra kami untuk memberikan kerugian ekonomi yang cepat dan parah pada Rusia," cetusnya.
Baca selengkapnya di halaman selanjutnya..
Simak Video: Zelensky Sindir Putin yang Mobilisasi 300 Ribu Militer ke Ukraina