Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bertemu dengan Perdana Menteri (PM) Israel Yair Lapid pada Selasa (20/9) waktu setempat. Ini merupakan pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade, Erdogan bertemu dengan seorang perdana menteri Israel.
Dilansir dari kantor berita AFP, Rabu (21/9/2022), kedua pemimpin itu bertemu di sela-sela Sidang Umum PBB yang berlangsung di New York, Amerika Serikat. Pertemuan itu digelar sebulan setelah kedua negara mengumumkan pemulihan hubungan diplomatik setelah bertahun-tahun ketegangan.
Dalam pertemuan itu, Lapid meminta bantuan Erdogan terkait dua warga negara Israel yang ditahan kelompok Hamas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kantor PM Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa PM Lapid "mengangkat soal warga Israel yang hilang dan ditawan dan pentingnya membawa mereka pulang."
Disebutkan bahwa pemimpin Israel itu juga menyuarakan keprihatinan tentang musuh bebuyutan Iran dan "berterima kasih kepada Presiden Erdogan atas kerja sama intelijennya."
Turki pada tahun 1949 menjadi negara mayoritas Muslim pertama yang mengakui Israel.
Namun, hubungan kedua negara memburuk di bawah Erdogan, yang telah menjauh dari sekularisme negaranya sejak ia menjadi pemimpin tertinggi pada 2003. Ia terakhir kali bertemu dengan seorang perdana menteri Israel pada 2008.
Hubungan memburuk tajam pada tahun 2010 setelah kematian 10 warga sipil menyusul serangan Israel terhadap kapal Turki, Mavi Marmara, bagian dari armada yang mencoba menembus blokade dengan membawa bantuan ke Jalur Gaza.
Simak juga 'Turki Mau Normalisasi Hubungan dengan Israel, Ada Apa?':
Erdogan telah mempertahankan hubungan dengan Hamas, gerakan Islam yang menguasai Jalur Gaza yang berpenduduk padat. Kelompok itu diyakini menahan dua warga sipil Israel.
Sementara itu, dalam pidatonya di Majelis Umum PBB, Erdogan mengulangi seruan untuk pembentukan negara Palestina dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Namun, dia juga mengatakan bahwa Turki "bertekad untuk terus mengembangkan hubungan kami dengan Israel demi masa depan, perdamaian dan stabilitas tidak hanya kawasan, tetapi juga Israel, rakyat Palestina, dan kami."
Erdogan dalam beberapa bulan terakhir juga telah bergerak untuk berdamai dengan rival-rival regional termasuk Arab Saudi. Sejumlah analis percaya dia memprioritaskan upaya untuk mengatasi kesengsaraan ekonomi di dalam negeri sebelum pemilihan umum tahun depan.