Erdogan Umumkan Rusia-Ukraina Setujui Pertukaran 200 Tahanan

Erdogan Umumkan Rusia-Ukraina Setujui Pertukaran 200 Tahanan

Rita Uli Hutapea - detikNews
Selasa, 20 Sep 2022 16:16 WIB
Presiden Turki Tayyip Erdogan bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Lviv, Ukraina. Pertemuan ini merupakan pertemuan perdana Erdogan dan Zelensky sejak invasi Rusia.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (Foto: Associated Press)
Jakarta -

Rusia dan Ukraina telah sepakat untuk menukar 200 tahanan dalam salah satu pertukaran terbesar selama perang yang telah berlangsung tujuh bulan. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyampaikan tentang pertukaran tahanan ini kepada televisi Amerika Serikat.

Dilansir dari kantor berita AFP, Selasa (20/9/2022), Erdogan membuat pengumuman itu setelah pembicaraan pekan lalu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di sela-sela pertemuan puncak regional di Uzbekistan.

Erdogan tidak memberikan rincian lengkap tentang pertukaran itu. Dia menyebut orang-orang yang dipertukarkan tersebut sebagai "sandera" dan tidak mengatakan berapa banyak dari masing-masing pihak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dua ratus sandera akan dipertukarkan berdasarkan kesepakatan antara pihak-pihak. Saya pikir langkah signifikan akan diambil ke depan," kata Erdogan kepada televisi PBS pada Senin (19/9) malam waktu setempat.

Turki yang merupakan anggota NATO, telah mencoba untuk tetap netral dalam konflik Ukraina-Rusia. Turki ikut memasok drone tempur untuk Ukraina dan tidak ikut dalam penerapan sanksi-sanksi yang dipimpin Barat terhadap Rusia.

ADVERTISEMENT

Erdogan mengatakan dia memiliki "kesan" bahwa Putin bersedia mengakhiri perang.

"Kami melakukan diskusi yang sangat ekstensif dan dia benar-benar menunjukkan kepada saya bahwa dia bersedia untuk mengakhiri ini sesegera mungkin," kata Erdogan.

Simak juga video 'Rusia Luncurkan Serangkaian Serangan di Donbas':

[Gambas:Video 20detik]



"Itu kesan saya karena keadaan saat ini cukup bermasalah," imbuh pemimpin Turki itu.

Saat ditanya berulang kali apakah Putin harus bertanggung jawab atas invasi ke Ukraina, Erdogan mengatakan tidak ada untungnya memihak.

"Kami tidak akan membela satu pemimpin saja. Sebaliknya, kami harus mencari solusi yang akan memuaskan semua pihak yang terlibat," imbuhnya.

Sebelumnya, Erdogan telah berulang kali mencoba mempertemukan Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Turki untuk pembicaraan gencatan senjata.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads