Korea Selatan (Korsel) memulangkan 88 jenazah tentara China yang gugur dalam Perang Korea lebih dari 70 tahun lalu. Ini menjadi seremoni pemulangan pertama sejak Presiden Korsel Yoon Suk-yeol menjabat sejak Mei lalu.
Seperti dilansir AFP, Jumat (16/9/2022), penjaga kehormatan Korsel menyerahkan peti-peti kayu berisi sisa-sisa jenazah tentara China dalam seremoni yang digelar di Bandara Incheon, dekat Seoul, pada Jumat (16/9) waktu setempat.
Peti-peti kayu itu kemudian dimasukkan ke dalam pesawat kargo milik Angkatan Udara China. Seremoni itu ditayangkan secara langsung oleh otoritas Korsel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jenazah tentara China itu tiba beberapa jam kemudian di kota Shenyang, dalam seremoni militer yang dilakukan para veteran militer China dari Perang Korea yang berlangsung tahun 1950-1953 silam.
Pemulangan jenazah tentara semacam ini menjadi penyerahan ke-9 yang dilakukan sejak Korsel dan China -- bekas musuh saat era Perang Dingin -- menandatangani perjanjian tahun 2014 terkait isu tersebut. Secara total, sudah 913 jenazah tentara China yang dipulangkan oleh Korsel.
Ini juga menjadi pemulangan yang pertama sejak Presiden Yoon menjabat, yang mengupayakan hubungan bersahabat dengan Beijing meskipun dia juga membawa Seoul untuk memperdalam hubungan dengan Amerika Serikat (AS), sekutu utama Korsel.
"Penyerahan tahunan kita untuk sisa-sisa jenazah tentara China digelar atas dasar kemanusiaan, tapi juga menyimbolkan kerja sama yang bersahabat antara Korea Selatan dan China," sebut Wakil Menteri Luar Negeri ke-2 Korsel, Lee Do-hoon, dalam seremoni itu.
Lihat video 'Rusia dan China Pamer Kekuatan Militernya di Vostok-2022':
Lee menambahkan bahwa kedua negara akan mengupayakan kerja sama secara beragam, saat menandai 30 tahun hubungan bilateral terjalin.
China mengintervensi perang Korea dengan membantu pihak Korea Utara (Korut) dalam Perang Korea, yang di China dikenal sebagai 'perang melawan agresi AS dan membantu Korea'. Diperkirakan ada tiga juta tentara Komunis China yang bertempur bersama pasukan Korut, dan membantu menyeimbangkan konflik.
Intervensi Beijing menyelamatkan Pyongyang dari kekalahan dan mendorong pasukan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang dipimpin AS mundur ke belakang garis paralel ke-38 -- merujuk pada garis demarkasi Korut dan Korsel, sebelum perang berakhir dalam kebuntuan yang terjadi hingga kini.
Jumlah korban tewas dalam Perang Korea menjadi perdebatan, dengan Barat memperkirakan 400.000 tentara China gugur dalam perang dan sumber-sumber China menyebut sekitar 180.000 orang tewas.