Tim pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Badan Energi Atom Internasional (IAEA) bertekad untuk tetap berkunjung ke Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang dikuasai Rusia di Ukraina selatan, meskipun ada gempuran ke kota di dekat fasilitas nuklir itu.
"Kami menyadari situasi saat ini. Ada aktivitas militer, termasuk pagi ini, beberapa menit yang lalu.. tapi kami tidak berhenti," kata Kepala IAEA Rafael Grossi kepada wartawan, seperti dilansir dari kantor berita AFP, Kamis (1/9/2022).
Pernyataannya muncul saat Ukraina menuduh Rusia menggempur Energodar, kota di dekat PLTN Ukraina yang berjarak sekitar dua jam perjalanan dari Zaporizhzhia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami tahu ada area abu-abu di mana garis terakhir pertahanan Ukraina dan garis pertama pasukan pendudukan Rusia dimulai, di mana risikonya signifikan," kata Grossi sesaat sebelum dia dan timnya pergi untuk menyeberangi garis depan ke wilayah yang dikuasai Rusia.
"Saya yakin kami harus melanjutkan ini. Kami memiliki misi yang sangat penting untuk diselesaikan," imbuhnya.
Tim IAEA ini memiliki misi untuk mencegah bencana nuklir terjadi di Pusat Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia saat invasi Rusia berlanjut.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (1/9/2022), tim IAEA langsung bergerak menuju kota Zaporizhzhia begitu tiba di Ukraina pada Rabu (31/8) waktu setempat, dan kini dilaporkan telah berada di lokasi berjarak hanya 55 kilometer dari PLTN Zaporizhzhia, yang merupakan PLTN terbesar di Eropa.
Lihat juga video 'Zelensky Minta Eropa Larang Tayangkan TV Pemerintah Rusia':
Tim IAEA diperkirakan akan bermalam di sebuah lokasi di kota Zaporizhzhia sebelum melanjutkan perjalanan dan tiba di PLTN yang kini dikuasai pasukan Rusia itu pada Kamis (1/9) waktu setempat.
Kota Energodar terletak di sisi selatan Sungai Dnipro. Wali Kotanya, Dmytro Orlov mengatakan kota berpenduduk 50.000 jiwa itu telah digempur terus-menerus sejak fajar, ketika pasukan Rusia "menggempur Energodar dengan mortir dan menggunakan senjata otomatis dan roket".
Dalam sebuah posting di Telegram, dia mengunggah foto-foto bangunan yang rusak di wilayah yang diduduki Rusia tersebut dengan asap membumbung di atasnya.