Tim pemeriksa dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA) telah tiba di Ukraina pada Rabu (31/8) waktu setempat. Para pemeriksa IAEA ini memiliki misi untuk mencegah bencana nuklir terjadi di Pusat Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia saat invasi Rusia berlanjut.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (1/9/2022), tim IAEA langsung bergerak menuju kota Zaporizhzhia begitu tiba di Ukraina pada Rabu (31/8) waktu setempat, dan kini dilaporkan telah berada di lokasi berjarak hanya 55 kilometer dari PLTN Zaporizhzhia, yang merupakan PLTN terbesar di Eropa.
Tim IAEA diperkirakan akan bermalam di sebuah lokasi di kota Zaporizhzhia sebelum melanjutkan perjalanan dan tiba di PLTN yang kini dikuasai pasukan Rusia itu pada Kamis (1/9) waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun para pejabat yang ditunjuk Rusia menyarankan bahwa kunjungan itu hanya akan berlangsung satu hari, IAEA berharap bisa melakukan kunjungan lebih lama.
"Jika kita mampu membangun kehadiran permanen, atau kehadiran berkalnjutan, maka itu akan diperpanjang. Tapi segmen pertama ini akan memakan waktu beberapa hari," tutur Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi kepada wartawan di kota Zaporizhzhia.
"Ini adalah misi yang berupaya mencegah bencana nuklir," cetusnya.
Rusia menguasai kompleks PLTN Zaporizhzhia sejak awal Maret lalu dan pasukan militernya dikerahkan di sana sejak saat itu. Namun operasional PLTN itu masih dipegang oleh para staf Ukraina.
Simak juga 'Zelensky Minta Eropa Larang Tayangkan TV Pemerintah Rusia':
Beberapa waktu terakhir, gempuran dilaporkan terjadi di area-area dekat PLTN itu. Baik Ukraina maupun Rusia saling menyalahkan atas gempuran yang memicu kekhawatiran global itu.
Otoritas Kiev menuduh Rusia sengaja menggunakan PLTN itu sebagai tameng untuk menyerang kota-kota Ukraina, dengan mengetahui serangan balasan akan sulit untuk dilakukan. Ukraina juga menuduh pasukan Rusia menggempur area sekitar PLTN itu.
Rusia membantah tuduhan Ukraina dan mempertanyakan mengapa pihaknya menggempur fasilitas di mana pasukannya sendiri ditempatkan. Moskow justru balik menuduh pasukan Ukraina yang telah menggempur area-area dekat PLTN itu untuk memancing kemarahan internasional.
Kementerian Pertahanan Rusia dalam pernyataannya menyatakan level radiasi di PLTN Zaporizhzhia itu masih normal.