Terus Invasi Ukraina, Rusia Disebut Kekurangan Personel Militer

Terus Invasi Ukraina, Rusia Disebut Kekurangan Personel Militer

Novi Christiastuti - detikNews
Kamis, 01 Sep 2022 11:24 WIB
Russian soldiers walk through the debris of the Metallurgical Combine Azovstal, in Mariupol, on the territory which is under the Government of the Donetsk Peoples Republic control, eastern Ukraine, Monday, June 13, 2022. The plant was almost completely destroyed during the siege of Mariupol. This photo was taken during a trip organized by the Russian Ministry of Defense. (AP Photo)
Ilustrasi -- Tentara Rusia di Ukraina (dok. AP Photo)
Washington DC -

Militer Rusia dilaporkan sedang mengalami kekurangan cukup banyak personel saat pertempuran terus berlanjut di Ukraina. Moskow disebut tengah berupaya merekrut tentara kontrak, dan bahkan mencari tentara dari kalangan pelaku kriminal yang mendekam di penjara.

Seperti dilansir Reuters, Kamis (1/9/2022), Presiden Vladimir Putin menandatangani dekrit terbarunya pada Kamis (25/8) pekan lalu, yang isinya memerintahkan penambahan jumlah tentara Rusia saat invasi ke Ukraina telah berlangsung selama tujuh bulan.

Moskow tidak mengungkapkan jumlah tentaranya yang gugur dalam operasi militer di Ukraina. Namun para pejabat negara-negara Barat dan pemerintah Ukraina menyebut jumlah tentara Rusia yang tewas mencapai ribuan personel.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Militer Rusia mengalami kekurangan pasukan yang parah di Ukraina," sebut seorang pejabat AS, yang enggan disebut namanya karena membahas informasi intelijen.

Menurut pejabat AS itu, otoritas AS meyakini Kementerian Pertahanan Rusia tengah berupaya merekrut personel militer atau tentara-tentara kontrak untuk mengatasi kekurangan pasukan itu.

ADVERTISEMENT

"Termasuk dengan memaksa tentara-tentara yang cedera untuk kembali bertempur, mendapatkan personel dari perusahaan-perusahaan keamanan swasta, dan membayarkan bonus kepada para tentara wajib militer," tutur pejabat AS itu dalam pernyataannya.

"Secara terpisah, kami memiliki laporan yang kredibel bahwa Kementerian Pertahanan Rusia juga kemungkinan mulai merekrut para pelaku kejahatan yang sudah dihukum di Ukraina dengan imbalan pengampunan dan kompensasi finansial," ungkap pejabat AS itu.

Belum ada tanggapan resmi otoritas Rusia atas laporan intelijen AS tersebut.

Simak juga 'Zelensky Minta Eropa Larang Tayangkan TV Pemerintah Rusia':

[Gambas:Video 20detik]



(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads