Seorang bintang pop Turki, Gulsen Colakoglu, dijebloskan ke dalam penjara setelah melontarkan lelucon soal sekolah keagamaan di mana Presiden Recep Tayyip Erdogan merupakan salah satu alumninya. Colakoglu dijerat dakwaan 'menghasut atau menghina publik untuk kebencian dan permusuhan'.
Seperti dilaporkan kantor berita Turki, Anadolu dan dilansir CNN, Sabtu (27/8/2022), dakwaan itu tampaknya terkait sebuah video yang beredar luas di media sosial dari konser Gulsen pada April lalu, ketika dia melontarkan lelucon soal salah seorang musisi setempat.
"Dia lulus dari Imam Hatip (sekolah keagamaan di Turki). Dari situlah sisi mesumnya berasal," ucap Gulsen dalam video itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah pengguna Twitter banyak membagikan video itu pada Kamis (25/8) waktu setempat, dengan tagar menyerukan penangkapan Gulsen dan menyatakan bahwa mengaitkan sekolah keagamaan dengan mesum itu jelas menyinggung.
Gulsen dalam tanggapan melalui pengacaranya, Emer Emre, menyangkal telah melakukan tindak kejahatan dan mengajukan banding atas penangkapannya.
Usai ditahan, Gulsen sempat membagikan pesan via akun Twitter dan Instagram resminya, yang isinya meminta maaf kepada 'siapapun yang tersinggung' oleh lelucon itu dan menyebut ucapannya telah dipelintir oleh 'orang-orang jahat yang bermaksud mempolarisasi negara kita'.
"Saya melontarkan lelucon dengan rekan-rekan saya, yang telah bekerja dengan saya selama bertahun-tahun dalam bisnis ini. Video itu dipublikasikan oleh orang-orang yang bermaksud mempolarisasi masyarakat," tulis Gulsen dalam pesannya.
"Dalam membela kebebasan yang saya yakini, saya melihat diri saya terlempar ke arah radikal yang saya kritik. Saya meminta maaf kepada siapa saja yang merasa tersinggung dengan ucapan saya dalam video itu," imbuh Gulsen.
Simak juga Video: Turki Tetap Dukung Palestina Meski Pulihkan Hubungan dengan Israel
Gulsen kemudian mengatakan dalam sebuah testimoni bahwa itu merupakan 'lelucon yang patut disayangkan'. Dia juga meminta untuk dibebaskan, dengan alasan dirinya memiliki seorang anak yang bergantung padanya dan menyatakan bersedia datang ke pengadilan atau kantor polisi bila diperlukan.
Gulsen sebelumnya telah menjadi sasaran kelompok konservatif Turki karena pakaian panggungnya yang terbuka dan dukungannya untuk komunitas LGBTQ.
Turki yang merupakan negara mayoritas Muslim ini secara resmi sekuler, namun sangat terpolarisasi untuk isu-isu menyangkut sekularisme, agama, hak perempuan dan hak LGBTQ.
Sekolah-sekolah Imam Hatip, yang mengajarkan pelajaran keagamaan di samping kurikulum Turki, telah berkembang dalam dua dekade terakhir sejak Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang beraliran konservatif berkuasa di negara itu. Sekolah-sekolah keagamaan itu dikenal mengajari anak-anak muda untuk menjadi imam atau khatib.
Erdogan diketahui juga pernah mengenyam pendidikan di sekolah keagamaan tersebut, sama seperti kebanyakan anggota partai AKP lainnya.