Asosiasi bisnis utama Turki mengonfirmasi telah menerima surat dari Kementerian Keuangan Amerika Serikat (AS) yang isinya memperingatkan sanksi mungkin dijatuhkan jika terus melakukan bisnis dengan Rusia.
Seperti dilansir AFP, Rabu (24/8/2022), Washington DC semakin mengkhawatirkan bahwa pemerintah dan bisnis Rusia menggunakan Turki untuk menghindari pembatasan finansial dan perdagangan yang diterapkan Barat merespons invasi Moskow ke Ukraina.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Rusia Vladimir Putin sepakat untuk meningkatkan kerja sama ekonomi dalam pertemuan puncak di Sochi pada awal bulan ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Data resmi menunjukkan nilai ekspor Turki ke Rusia antara bulan Mei dan Juli bertumbuh hampir 50 persen dibandingkan tahun lalu. Sedangkan impor minyak Rusia ke Turki membengkak dan kedua negara sepakat beralih ke pembayaran Rubel untuk gas alam yang diekspor oleh raksasa energi terkait Kremlin, Gazprom.
Wakil Menteri Keuangan AS Wally Adeyemo melakukan kunjungan langka ke Ankara dan Istanbul pada Juni lalu untuk menyampaikan kekhawatiran AS bahwa para oligarki dan bisnis besar Rusia menggunakan entitas Turki untuk menghindari sanksi-sanksi Barat.
Turki yang merupakan anggota NATO ini diketahui menjalin hubungan baik dengan Rusia dan Ukraina. Turki harus tetap netral terkait konflik yang terjadi antara Moskow dan Kiev, serta menolak bergabung dengan negara-negara yang menjatuhkan sanksi ke Rusia.
Adeyemo menindaklanjuti kunjungannya dengan surat yang ditujukan kepada asosiasi bisnis Turki, TUSIAD dan Kamar Dagang Amerika di Turki. Surat itu memperingatkan bahwa perusahaan-perusahaan dan bank-bank Turki berada dalam bahaya dijatuhi sanksi.
TUSIAD dalam pernyataannya pada Selasa (23/8) menyebut telah meneruskan surat itu kepada Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Keuangan Turki. Isi surat itu pertama kali dilaporkan oleh media terkemuka The Wall Street Journal (WSJ) pekan ini.
"Setiap individu atau entitas yang memberikan dukungan material kepada orang-orang yang ditetapkan oleh AS berisiko terkena sanksi AS," tulis Adeyemo dalam suratnya.
"Bank-bank Turki tidak bisa berharap untuk menjalin hubungan yang bersesuaian dengan bank-bank Rusia yang terkena sanksi dan mempertahankan hubungan mereka dengan bank-bank global utama juga akses kepada dolar AS dan mata uang utama lainnya," imbuh surat itu.
Para pejabat Turki belum secara resmi merespons surat Adeyemo itu.