Pemerintah Amerika Serikat (AS) menyerukan warga negaranya yang ada di Ukraina untuk segera meninggalkan negara yang diinvasi Rusia itu. AS memperingatkan bahwa Rusia tengah meningkatkan upaya untuk melancarkan serangan terhadap infrastruktur sipil dan fasilitas pemerintah Ukraina dalam beberapa hari ke depan.
"Kedutaan Besar AS menyerukan warga negara AS untuk meninggalkan Ukraina sekarang dengan menggunakan opsi transportasi darat yang tersedia secara pribadi jika aman untuk melakukannya," demikian bunyi peringatan keamanan pada situs resmi Kedutaan Besar AS di Ukraina, seperti dilansir CNN, Selasa (23/8/2022).
"Situasi keamanan di seluruh Ukraina sangat tidak stabil dan kondisi bisa memburuk tanpa peringatan," imbuh peringatan keamanan itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peringatan terbaru dari AS itu dirilis saat invasi Rusia ke Ukraina memasuki bulan keenam pada Rabu (24/8) besok, atau saat peringatan Hari Kemerdekaan Ukraina.
Peringatan serupa juga dilontarkan oleh Presiden Volodymyr Zelensky dan para pejabat Ukraina lainnya, yang menyebut Rusia mungkin melancarkan serangan lebih intens, termasuk serangan rudal, bertepatan dengan peringatan Hari Kemerdekaan Ukraina.
"Kita semua harus waspada bahwa pekan ini Rusia bisa berusaha melakukan sesuatu yang sangat buruk, sesuatu yang sangat kejam," cetus Zelensky dalam peringatannya.
Di Kiev, otoritas militer setempat menerapkan larangan pertemuan besar mulai Senin (22/8) hingga Kamis (25/8) waktu setempat. "Dilarang untuk menggelar acara massal, pertemuan damai, perkumpulan dan acara-acara lainnya yang melibatkan pertemuan banyak orang," demikian pernyataan otoritas militer Kiev.
Simak Video: Puluhan Tank Perang Rusia yang Hancur Jadi Tontotan Warga di Kiev
Kepala otoritas militer Kiev, Jenderal Mykola Zhyrnov, menyebut perintah itu diberlakukan agar pasukan keamanan bisa merespons 'secara tepat waktu terhadap ancaman serangan rudal dan bom oleh pasukan Federasi Rusia terhadap pusat pengambil keputusan, fasilitas militer, fasilitas industri pertahanan, infrastruktur kritis dan area-area permukiman di sekitarnya'.
Pekan lalu, Departemen Luar Negeri AS memanggil Duta Besar Rusia, Anatoly Antonov, ke sebuah pertemuan agar AS 'bisa memperingatkan Rusia untuk tidak memicu eskalasi apapun dalam perang terhadap Ukraina'.
Peringatan itu termasuk menyerukan Rusia untuk 'menghentikan semua operasi militer di atau dekat fasilitas nuklir Ukraina dan mengembalikan kendali penuh Pusat Pembangkit Tenaga Nuklr Zaporizhzhia kepada Ukraina'.
Kiev dan Moskow sebelumnya saling tuding soal keamanan dan aksi militer di dekat PLTN Zaporizhzhia, yang merupakan pembangkit nuklir terbesar di Eropa. Namun kurangnya akses independen ke PLTN yang kini dikuasai pasukan Moskow itu menjadikan mustahil untuk memverifikasi apa yang sebenarnya terjadi.