Tentara Ukraina yang Ditahan Rusia Mengaku Dipukuli di Dalam Penjara

Tentara Ukraina yang Ditahan Rusia Mengaku Dipukuli di Dalam Penjara

Dwi Andayani - detikNews
Selasa, 23 Agu 2022 02:46 WIB
A soldier of Ukraines special operations unit lays a Germany-donated DM22 directional anti-tank mine on a forest road on the Russian troops potential way in the Donetsk region, Ukraine, late Tuesday, June 14, 2022.(AP Photo/Efrem Lukatsky)
Ilustrasi Tentara Ukraina (Foto: AP/Efrem Lukatsky)
Jakarta -

Tentara Ukraina dari resimen Azov sempat ditahan oleh Rusia setelah pertempuran untuk Mariupol. Para tentara Ukraina ini mengaku dipukuli selama penahanan.

Dilansir AFP, Selasa (23/8/2022) para prajurit ini dibebaskan sebagai bagian dari pertukaran tahanan. Dalam konferensi pers mereka menyebut melihat para tentara lain dipukuli sampai tulang mereka patah.

"Mereka menanggalkan pakaian kami, dipaksa jongkok saat kami telanjang. Jika ada anak laki-laki yang mengangkat kepala, mereka langsung mulai memukuli mereka," kata Denys Chepurko, seorang pejuang dari resimen Azov yang terluka parah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Chepurko mengatakan dia dipukuli selama interogasi. Tidak hanya itu ia juga mengaku diminta untuk menandatangani pernyataan yang mencela perintahnya.

"Saya mengatakan bahwa saya tidak akan melakukan ini dan mereka mulai memukuli saya dengan tongkat, mengancam saya dengan kematian, menembak," katanya.

ADVERTISEMENT

"Saya melihat orang-orang yang dibawa dengan tulang rusuk patah, dalam kondisi yang sangat parah," tuturnya.

Mantan tahanan lainnya, Vladyslav Zhaivoronok, mengatakan dia telah mengamati kasus-kasus penyiksaan serius di dalam tahanan.

"Ada yang ditusuk jarum di lukanya, ada yang disiksa dengan air," katanya saat konferensi pers.

Sementara itu, Cherpurko mengatakan ada beberapa kasus di mana tahanan dibawa dan tidak pernah kembali.

"Anak-anak lelaki itu dibawa dan mereka tidak pernah kembali," tuturnya.

"Saya melihat bagaimana seorang tentara diambil dari barak kami, dan dua hari kemudian dia dibawa kembali, dia tidak bisa bergerak," katanya kepada wartawan.

"Mereka ingin dia menandatangani dokumen bahwa bukan Rusia yang melakukan semua ini pada Mariupol, tetapi kami, tetapi dia menolak, sehingga tulang rusuk, kaki, dan lengannya patah."

Namun, klaim mereka tidak dapat diverifikasi secara independen.

Diketahui, Pasukan Rusia menyerbu Ukraina pada 24 Februari dan dalam beberapa hari telah mengepung Mariupol, pusat pelabuhan industri strategis di Laut Azov. Jaivoronok dan Cherpouko termasuk di antara hampir 2.500 tentara Ukraina yang menyerah dan ditawan oleh Rusia, ditahan di penjara Olenivka yang terkenal kejam di wilayah Donestk yang dikuasai separatis.

(dwia/dwia)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads