Ledakan kembali terjadi Afghanistan. Kali ini ledakan terjadi di sebuah masjid yang dipenuhi jamaah di Kabul.
Organisasi non-pemerintah Italia (LSM) Darurat, yang mengoperasikan sebuah rumah sakit di Kabul mengatakan menerima laporan awal tiga korban jiwa dan puluhan orang terluka.
"Kami telah mencatat tiga kematian. Sebagian besar pasien yang kami terima setelah ledakan di dalam masjid menderita luka tembak dan luka bakar," kata Emergency kepada AFP melalui email.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Juru bicara pemerintah Taliban Zabihullah Mujahid membenarkan ada korban tewas dan luka-luka dalam ledakan itu, tetapi tidak merinci berapa banyak.
"Pembunuh warga sipil dan pelaku ... akan segera dihukum atas kejahatan mereka," katanya di Twitter.
Ledakan Saat Maghrib
Dilansir AFP Kamis (18/8/2022), ledakan itu terjadi saat orang-orang sedang melaksanakan salat magrib di masjid yang terletak di distrik barat laut Kabul. Ledakan hari Rabu terjadi hampir seminggu setelah serangan bunuh diri menewaskan seorang ulama Taliban di madrasahnya di Kabul.
Pada 11 Agustus, seorang pengebom bunuh diri meledakkan dirinya di dalam madrasah ulama Rahimullah Haqqani, yang terbunuh bersama saudaranya. Serangan itu diklaim oleh kelompok jihadis Negara Islam (IS).
Sejak Taliban merebut kekuasaan setahun lalu, telah terjadi penurunan kekerasan yang signifikan di seluruh negeri. Namun, IS secara teratur melakukan serangan, terutama menargetkan komunitas minoritas seperti Syiah, Sufi dan Sikh.
Taliban mengatakan mereka telah mengalahkan ISIS, tetapi para ahli mengklaim kelompok itu adalah tantangan keamanan utama bagi kelompok Islam garis keras.
Korban tewas akibat ledakan bom yang mengguncang sebuah masjid di Kabul, Afghanistan bertambah menjadi 21 orang. Lebih dari 30 orang lainnya mengalami luka-luka.
Sejauh ini, belum ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas ledakan yang mengguncang masjid di Kabul pada Rabu (17/8) malam waktu setempat.
"Ledakan disebabkan oleh peledak yang ditempatkan di dalam masjid," sebut juru bicara Kepolisian Kabul, Khalid Zadran, kepada AFP.
Zadran menyatakan sedikitnya 21 orang tewas dan 33 orang lainnya mengalami luka-luka akibat ledakan itu.
Korban Luka Luka Akibat Serpihan Logam dan Luka Bakar
Organisasi non-pemerintah asal Italia, Emergency, menyampaikan sebagian besar pasien mengalami 'luka akibat serpihan logam dan luka bakar'. Dalam pernyataan lanjutan via Twitter, Emergency menyebut ada lima anak yang tengah dirawat di rumah sakitnya, salah satunya berusia tujuh tahun.
Ledakan bom pada Rabu (17/8) terjadi nyaris sepekan usai serangan bom bunuh diri menewaskan ulama terkemuka Taliban, Rahimullah Haqqani.
Ledakan itu menewaskan Haqqani dan saudara laki-lakinya di sebuah madrasah di Kabul. Haqqani dikenal karena pidato bernada kemarahan soal ISIS, yang kemudian mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu.