Korban tewas akibat ledakan bom yang mengguncang sebuah masjid di Kabul, Afghanistan bertambah menjadi 21 orang. Lebih dari 30 orang lainnya mengalami luka-luka, dengan sebagian besar terkena serpihan logam dan mengalami luka bakar.
Seperti dilansir AFP, Kamis (18/8/2022), jumlah aksi pengeboman di wilayah Afghanistan semakin berkurang sejak Taliban berkuasa tahun lalu. Namun sejumlah serangan -- kebanyakan menargetkan komunitas minoritas -- telah mengguncang negara itu beberapa bulan terakhir, termasuk beberapa yang diklaim ISIS.
Sejauh ini, belum ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas ledakan yang mengguncang masjid di Kabul pada Rabu (17/8) malam waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ledakan disebabkan oleh peledak yang ditempatkan di dalam masjid," sebut juru bicara Kepolisian Kabul, Khalid Zadran, kepada AFP.
Zadran menyatakan sedikitnya 21 orang tewas dan 33 orang lainnya mengalami luka-luka akibat ledakan itu.
Organisasi non-pemerintah asal Italia, Emergency, yang mengelola sebuah rumah sakit di Kabul mengatakan pada Rabu (17/8) malam bahwa pihaknya menerima 27 korban dari lokasi ledakan itu, termasuk tiga jenazah.
Sebagian besar pasien, sebut Emergency, mengalami 'luka akibat serpihan logam dan luka bakar'.
Dalam pernyataan lanjutan via Twitter, Emergency menyebut ada lima anak yang tengah dirawat di rumah sakitnya, salah satunya berusia tujuh tahun.
Ledakan bom pada Rabu (17/8) itu terjadi nyaris sepekan usai serangan bom bunuh diri menewaskan ulama terkemuka Taliban, Rahimullah Haqqani.
Ledakan itu menewaskan Haqqani dan saudara laki-lakinya di sebuah madrasah di Kabul. Haqqani dikenal karena pidato bernada kemarahan soal ISIS, yang kemudian mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu.