Seorang pejabat senior Ukraina menyerukan agar jembatan utama yang menghubungkan wilayah Crimea yang dicaplok Moskow dengan daratan utama Rusia untuk dibongkar. Seruan ini dilontarkan setelah rentetan ledakan mengguncang fasilitas militer Rusia di Crimea beberapa waktu terakhir.
Seperti dilansir AFP, Kamis (18/8/2022), jembatan sepanjang 19 kilometer yang diresmikan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin tahun 2018 lalu itu menjadi koridor darat militer dan sipil yang penting bagi Rusia untuk menuju Semenanjung Crimea, yang dicaplok Moskow dari Kiev tahun 2014 lalu.
"Jembatan itu objek yang ilegal," cetus penasihat kepresidenan Ukraina, Mykhaylo Podolyak, dalam pernyataan via media sosial.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Oleh karena itu, (jembatan Crimea-red) harus dibongkar. Tidak penting bagaimana caranya -- sukarela ataupun tidak," tegas Podolyak, sembari mengisyaratkan bahwa jembatan dengan nama resmi Jembatan Kerch itu bisa menjadi target militer bagi pasukan Ukraina.
Rusia mencaplok Crimea setelah unjuk rasa besar-besaran terjadi di jalanan Ukraina, yang melengserkan presiden yang dekat dengan Kremlin dan memicu konflik separatis dengan pemberontak pro-Moskow di wilayah Donbas.
Beberapa waktu terakhir, rentetan ledakan mengguncang instalasi militer Rusia yang dibangun di Crimea. Kementerian Pertahanan Rusia dalam pernyataannya menyebut ledakan terbaru pekan ini sebagai aksi sabotase.
Sementara Ukraina tidak secara terbuka mengklaim bertanggung jawab atas ledakan itu, namun para pejabat politik dan militer Kiev melontarkan sindiran soal insiden itu secara online dan mengisyaratkan pasukan Ukraina terlibat.
Dalam pernyataan pada Selasa (16/8) malam usai ledakan mengguncang fasilitas penyimpanan amunisi Rusia di dekat desa Dzhankoi, Crimea, Presiden Volodymyr Zelensky menyebut terjadi eksodus turis Rusia dari Crimea yang menyadari 'Crimea bukanlah tempat bagi mereka'.
Simak video 'Zelensky Desak Rusia Tarik Diri dari Wilayah Pembangkit Nuklir Ukraina':