Adik pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-Un, Kim Yo-Jong, menuduh Korea Selatan (Korsel) memicu wabah virus Corona atau COVID-19 di negaranya. Kim Yo-Jong pun memperingatkan ada 'pembalasan' untuk tindakan Korsel itu.
Dilansir AFP, Jumat (12/8/2022), Korea Utara menyebut 'hal-hal asing' di dekat perbatasan Korsel telah memicu wabah Corona di negara itu. Tuduhan itu telah dibantah oleh Seoul.
Meski ada larangan yang berlaku sejak tahun 2021, para aktivis Korsel menerbangkan balon-balon berisi selebaran propaganda dan uang kertas dolar Amerika Serikat hingga melintasi perbatasan Korut. Aksi yang dilakukan selama bertahun-tahun itu telah memicu protes keras dari Pyongyang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pernyataan yang dikutip kantor berita resmi Korut, Korean Central News Agency (KCNA), Kim Yo-Jong menyalahkan aktivitas itu sebagai penyebab munculnya wabah COVID-19 di Korut. Dia menyebutnya sebagai 'kejahatan terhadap kemanusiaan'.
Adik perempuan Kim Jong-Un itu menyebut banyak negara dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengakui 'bahaya penyebaran penyakit menular melalui kontak dengan benda-benda terkontaminasi'.
"Ini sangat mengkhawatirkan bahwa Korea Selatan mengirimkan selebaran, uang, brosur ceroboh dan benda-benda ke wilayah kami," ucap Kim Yo-Jong dalam pernyataannya.
Kim Yo-Jong memperingatkan Pyongyang tengah mempertimbangkan 'respons pembalasan yang kuat'. Dia menegaskan akan ada tindakan tegas jika pengiriman balon-balon lintas perbatasan terus berlanjut.
"Kami akan merespons dengan memberantas tidak hanya virus, tapi juga otoritas Korea Selatan," ujarnya.
Bulan lalu, otoritas Korsel menyatakan 'tidak ada kasus infeksi COVID yang diverifikasi secara resmi via pos atau benda-benda'.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Lihat Video: Mimpi Besar AS-Korsel untuk Melucuti Nuklir Korut
Bangganya Kim Jong-Un Berhasil Lawan Corona
Kim Jong-Un mendeklarasikan kemenangan atas pandemi COVID-19. Kim Jong-Un juga telah memerintahkan agar kebijakan pembatasan dicabut.
Dilansir dari BBC dan Reuters, Kim Jong-un menyebut 'kemenangan yang cemerlang' atas virus Corona. Dia pun memuji-memuji 'kegigihan yang tak tergoyahkan' dari Korea Utara.
Pemimpin Korea Utara itu memerintahkan berbagai pembatasan terkait COVID-19 untuk dicabut. Kim Jong-Un menyebut angka kematian yang sedikit akibat COVID-19 merupakan keajaiban.
Sebagai informasi, Korea Utara melaporkan 74 kematian akibat COVID-19. Korea Utara juga tidak melaporkan kasus baru sejak 29 Juli.
Namun, pengamat internasional menyebut hal itu terjadi karena Korea Utara memiliki alat pengetesan COVID-19 yang terbatas. Sementara KCNA mengklaim ada 4,8 juta infeksi sejak akhir April, namun hanya ada 74 kematian yang berarti memiliki fatality rate terendah di dunia.
Banyak pakar menilai statistik tersebut sulit dipercaya. Mereka mengatakan Korea Utara merupakan salah satu negara yang memiliki sistem kesehatan terburuk dengan hanya memiliki sejumlah intensive care units (ICU) dan bahkan tidak memiliki obat atau vaksin COVID-19.