Rusia meluncurkan satelit baru milik Iran ke luar angkasa. Satelit itu pun telah mencapai orbit di tengah tudingan bahwa Rusia akan mengunakannya untuk memata-matai militer Ukraina.
Dilansir dari AFP, Kamis (11/8/2022), satelit Iran itu diluncurkan menggunakan roket Rusia dari Kazakhstan pada Selasa (9/8). Kepala Ruang Angkasa Rusia Yury Borisov memuji peluncuran itu sebagai tonggak penting dalam kerja sama bilateral Rusia-Iran dan membuka jalan bagi implementasi proyek-proyek baru dan bahkan lebih besar.
Menteri Telekomunikasi Iran Issa Zarepour, yang juga menghadiri peluncuran satelit Khayyam, menyebut peristiwa itu bersejarah dan titik balik untuk dimulainya interaksi baru di bidang antariksa antara kedua negara kita.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai informasi, satelit Khayyam bukanlah satelit pertama Iran yang diluncurkan Rusia ke luar angkasa. Sebelumnya pada tahun 2005, Satelit Sina-1 milik Iran juga telah lebih dulu ditempatkan Rusia ke luar angkasa. Khayyam mengambil nama dari polymath Persia abad ke-11 Omar Khayyam.
Nasser Kanani, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, mengatakan di Twitter bahwa jalan cemerlang kemajuan ilmiah dan teknologi republik Islam Iran terus berlanjut meskipun ada sanksi dan tekanan maksimum musuh.
Iran, yang telah mempertahankan hubungan dengan Moskow dan menahan diri atas kritik terhadap invasi Ukraina, telah berusaha untuk menangkis kecurigaan bahwa Moskow dapat menggunakan Khayyam untuk memata-matai Ukraina.
AS Khawatir Satelit Iran Jadi Mata-mata Rusia
Menanggapi peluncuran itu, Amerika Serikat (AS) menilai kerja sama yang berkembang antara Rusia dan Iran harus dilihat sebagai ancaman besar. AS juga khawatir satelit baru Iran itu akan digunakan untuk sebagai mata-mata Rusia.
"Kami mengetahui laporan bahwa Rusia meluncurkan satelit dengan kemampuan mata-mata yang signifikan atas nama Iran," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS.
Simak juga 'Bertemu Putin-Raisi, Erdogan Minta Bantuan Lawan Teroris di Suriah':
Iran Bantah Tudingan untuk Mata-mata
Kepala Badan Antariksa Iran, Hassan Salarieh, mengatakan bahwa tuduhan mata-mata itu pada dasarnya kekanak-kanakan. Salarieh menekankan bahwa satelit itu digunakan untuk kepentingan Iran.
"Terkadang, beberapa komentar dibuat untuk memicu ketegangan; mengatakan bahwa kami ingin memata-matai dengan satelit Khayyam ... pada dasarnya kekanak-kanakan," katanya.
"Satelit Khayyam sepenuhnya dirancang dan dibangun untuk memenuhi kebutuhan negara dalam krisis dan manajemen perkotaan, sumber daya alam, pertambangan, pertanian, dan sebagainya," imbuh Salarieh.
Menjelang peluncuran, ada spekulasi bahwa Rusia mungkin meminjam satelit Iran untuk meningkatkan pengawasannya terhadap target militer di Ukraina.
Pekan lalu, The Washington Post mengutip pejabat intelijen Barat yang tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa Rusia berencana untuk menggunakan satelit selama beberapa bulan atau lebih untuk membantu upaya perangnya sebelum mengizinkan Iran mengambil alih.
Badan antariksa Iran menekankan pada hari Minggu bahwa mereka mengendalikan satelit sejak hari pertama sebagai reaksi nyata terhadap laporan Post.
Iran menegaskan program luar angkasanya hanya untuk tujuan sipil dan pertahanan, dan tidak melanggar kesepakatan nuklir 2015, atau perjanjian internasional lainnya.