Rusia Ancam Bisa Gunakan Senjata Nuklir Jika NATO Lakukan Hal Ini

Rusia Ancam Bisa Gunakan Senjata Nuklir Jika NATO Lakukan Hal Ini

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 03 Agu 2022 11:28 WIB
Delegates from Russia attend the Nuclear Non-Proliferation Treaty review conference in New York City, New York, U.S., August 1, 2022. REUTERS/David Dee Delgado
Delegasi Rusia saat menghadiri konferensi pengkajian Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir di markas PBB, New York, AS (REUTERS/David 'Dee' Delgado)
New York -

Rusia menyebut negara-negara Barat bisa memicu perang nuklir terkait situasi perang di Ukraina. Moskow menyatakan bisa saja memutuskan untuk menggunakan senjata nuklirnya dalam merespons 'agresi langsung' oleh negara-negara aliansi NATO atas invasi ke Ukraina.

Seperti dilansir Reuters, Rabu (3/8/2022), hal tersebut disampaikan oleh diplomat Rusia Alexander Trofimov dalam konferensi nonproliferasi nuklir yang digelar di markas besar Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat (AS).

Trofimov mengatakan dalam forum itu bahwa konflik di Ukraina belum tentu menjamin penggunaan senjata nuklir oleh Rusia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam pernyataannya, Trofimov menolak 'spekulasi yang sama sekali tidak berdasar, jauh dari kenyataan dan tidak bisa diterima soal Rusia diduga mengancam untuk menggunakan senjata nuklir, khususnya di Ukraina'.

Beberapa hari usai Rusia melancarkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari lalu, Presiden Vladimir Putin menempatkan kekuatan penangkal Rusia -- yang mencakup senjata nuklir -- dalam siaga tinggi, mengutip apa yang disebutnya sebagai pernyataan agresif oleh pemimpin NATO dan sanksi ekonomi Barat terhadap Moskow.

ADVERTISEMENT

Trofimov yang merupakan diplomat senior pada departemen non-proliferasi dan pengendalian senjata Kementerian Luar Negeri Rusia ini menyatakan Moskow hanya akan menggunakan senjata nuklir untuk merespons senjata pemusnah massal atau serangan senjata konvensional yang mengancam eksistensi negara Rusia.

"Tidak ada satupun dari dua skenario hipotetis ini yang relevan dengan situasi di Ukraina," tegas Trofimov kepada konferensi PBB untuk mengkaji Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir itu.

Lihat juga video 'Rusia Klaim 140 Pasukan Elit Ukraina Tewas dalam Sebuah Serangan':

[Gambas:Video 20detik]



Namun, dia menuduh negara-negara NATO telah melakukan 'konfrontasi hybrid yang sengit' terhadap Rusia yang sekarang 'secara berbahaya menyeimbangkan posisi di ambang bentrokan militer terbuka'.

"Langkah semacam itu akan dapat memicu satu dari dua skenario darurat yang dijelaskan dalam doktrin kami. Kami jelas berupaya mencegah ini, tapi jika negara-negara Barat berupaya untuk menguji tekad kami, Rusia tidak akan mundur," tegasnya.

Rusia, pada Selasa (2/8) waktu setempat, juga menuduh AS telah terlibat secara langsung dalam perang Ukraina. Moskow menyebut pihaknya merespons komentar seorang pejabat Ukraina soal cara Kiev menggunakan peluncur Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) yang dibuat dan dipasok AS, berdasarkan apa yang disebut pejabat itu sebagai citra satelit yang sangat baik dan informasi real-time.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads