Departemen Luar Negeri (Deplu) Amerika Serikat (AS) mengingatkan warga Amerika yang bepergian ke luar negeri bahwa mereka menghadapi peningkatan risiko kekerasan setelah pasukan AS membunuh pemimpin Al-Qaeda, Ayman al-Zawahiri.
Dilansir dari kantor berita AFP, Rabu (3/8/2022), kematian Zawahiri dalam serangan pesawat tak berawak di Kabul, Afghanistan pada akhir pekan merupakan pukulan terbesar bagi Al-Qaeda sejak pembunuhan Osama bin Laden pada 2011. Usai pembunuhan itu, Presiden AS Joe Biden menyatakan bahwa "keadilan telah ditegakkan."
Setelah serangan yang menewaskan bos Al-Qaeda itu, Departemen Luar Negeri AS mendesak warga AS untuk "menjaga kewaspadaan tingkat tinggi dan mempraktikkan kesadaran situasional yang baik saat bepergian ke luar negeri."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Informasi saat ini menunjukkan bahwa organisasi-organisasi teroris terus merencanakan serangan teroris terhadap kepentingan AS di berbagai wilayah di seluruh dunia," kata departemen itu dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Selasa (2/8) waktu setempat.
"Serangan-serangan ini dapat menggunakan berbagai macam taktik termasuk operasi bunuh diri, pembunuhan, penculikan, pembajakan dan pemboman," imbuh Deplu AS dalam pernyataannya.
Sebelumnya, seorang pejabat senior di pemerintahan Biden mengatakan Zawahiri yang berusia 71 tahun itu berada di balkon sebuah rumah berlantai tiga di ibu kota Afghanistan ketika menjadi sasaran dua rudal Hellfire pada Minggu (31/7) sekitar pukul 06.18 waktu setempat.
Biden dalam pengumumannya pada Senin (1/8) waktu setempat menyebut Zawahiri tewas dalam serangan AS di Afghanistan pada akhir pekan. Sosoknya diyakini telah membantu mengkoordinasikan serangan teroris 11 September 2001 di AS yang menewaskan nyaris 3.000 orang.
Simak video 'Penampakan Kepulan Asap di Lokasi Tewasnya Pimpinan Al-Qaeda di Kabul':
Pemerintah Arab Saudi menyambut baik berita kematiannya. "Al-Zawahiri merupakan salah satu pemimpin teroris yang memimpin sejumlah operasi di Amerika Serikat dan Arab Saudi," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Saudi.
"Al-Zawahiri telah merencanakan operasi teroris yang menewaskan ribuan orang yang tidak bersalah, termasuk warga Saudi," imbuh pernyataan itu.