Iran Mampu Produksi Bom Atom Tapi Ngaku Tak Ada Niat

Iran Mampu Produksi Bom Atom Tapi Ngaku Tak Ada Niat

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 01 Agu 2022 15:49 WIB
Head of Irans Atomic Energy Organization Mohammad Eslami looks on during a news conference with International Atomic Energy Agency (IAEA) Director General Rafael Mariano Grossi as they meet in Tehran, Iran, March 5, 2022. WANA (West Asia News Agency) via REUTERS
Kepala Organisasi Energi Atom Iran, Mohammad Eslami (WANA (West Asia News Agency) via REUTERS)
Teheran -

Otoritas Iran kembali mengklaim negaranya memiliki kemampuan teknis untuk memproduksi bom atom. Namun ditegaskan juga oleh Teheran bahwa pihaknya tidak memiliki niat untuk memproduksinya.

Seperti dilansir Reuters, Senin (1/8/2022), klaim terbaru itu disampaikan oleh kepala organisasi energi atom Iran, Mohammad Eslami, dalam pernyataan yang dikutip kantor berita Fars.

Pernyataan Eslami ini disampaikan setelah Juli lalu, Kamal Kharrazi selaku penasihat senior untuk pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, melontarkan klaim serupa soal Iran mampu memproduksi bom nuklir. Namun saat itu dinyatakan Kharrazi bahwa Iran belum memutuskan apakah akan membuat bom nuklir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam penegasan terbaru, Eslami menyatakan Iran tidak berniat untuk memproduksi bom atom.

"Seperti yang disebutkan Kharrazi, Iran memiliki kemampuan teknis untuk membuat bom atom, tapi program semacam itu tidak ada dalam agenda," tegas Eslami dalam pernyataannya.

ADVERTISEMENT

Iran diketahui sudah melakukan pengayaan uranium hingga 60 persen kemurnian fissile, jauh di atas batasan 3,67 persen yang diatur dalam kesepakatan nuklir tahun 2015 antara Teheran dengan negara-negara kekuatan dunia. Uranium yang diperkaya hingga 90 persen layak untuk bom nuklir atau bom atom.

Tahun 2018 lalu, mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menarik negaranya dari kesepakatan nuklir. Menanggapi keputusan AS saat itu, Iran pun mulai melanggar dengan sengaja pembatasan-pembatasan nuklir yang diatur dalam kesepakatan itu.

Iran telah merespons proposal diplomat top Uni Eropa Josep Borrell yang dimaksudkan untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir itu, dan mencari kesimpulan cepat bagi perundingan yang berlangsung. Borrell mengatakan dirinya mengusulkan draf teks baru untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran.

"Setelah bertukar pesan minggu lalu dan meninjau teks yang diajukan, ada kemungkinan bahwa dalam waktu dekat kita bisa mencapai kesimpulan soal waktu babak baru perundingan nuklir," sebut juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani.

Iran sebelumnya menegaskan pihaknya memperkaya uranium hanya untuk penggunaan energi sipil, dan menyebut pelanggaran yang dilakukannya bisa dibalikkan jika AS mencabut sanksi-sanksi dan kembali bergabung dalam kesepakatan itu.

Garis besar untuk kesepakatan nuklir yang ingin dihidupkan kembali pada dasarnya telah disepakati pada Maret lalu, setelah pembicaraan tidak langsung dilakukan oleh Teheran dan pemerintahan Presiden AS Joe Biden di Wina, Austria.

Namun pembicaraan itu terhenti akibat hambatan baru, termasuk tuntutan Teheran agar AS menjamin bahwa tidak akan ada Presiden AS yang meninggalkan kesepakatan nuklir itu, seperti yang dilakukan Trump.

Biden menyatakan dirinya tidak bisa menjanjikan hal itu, dengan alasan kesepakatan nuklir merupakan pemahaman politik tidak mengikat, bukan perjanjian yang mengikat secara hukum.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads