Sedikitnya 471 orang tewas, terluka atau hilang akibat bentrokan sengit bulan ini antara geng-geng yang berseteru di ibu kota Haiti, Port-au-Prince.
"Insiden-insiden serius kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak-anak perempuan serta anak laki-laki yang direkrut oleh geng juga telah dilaporkan," kata Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam sebuah pernyataan tentang jumlah korban kekerasan geng antara 8 dan 17 Juli di lingkungan miskin Cite Soleil.
Tidak disebutkan berapa banyak dari orang-orang itu yang tewas dibunuh.
Dilansir dari kantor berita AFP, Selasa (26/7/2022), PBB menyatakan bahwa sekitar 3.000 orang telah meninggalkan rumah mereka, di antaranya ratusan anak-anak tanpa pendamping, dan setidaknya 140 rumah telah hancur.
"Kebutuhan kemanusiaan di Cite Soleil sangat besar dan meningkat karena kemiskinan, kurangnya layanan dasar, termasuk keamanan, dan lonjakan kekerasan baru-baru ini," kata Ulrika Richardson, koordinator kemanusiaan PBB di Haiti, dalam pernyataan itu.
Sementara badan-badan PBB memberikan bantuan di Cite Soleil, "pendekatan yang lebih berkelanjutan dan holistik perlu ditemukan untuk pengembangan jangka menengah dan panjang dari komune simbolik ini," tambah Richardson.
Geng-geng yang beroperasi dengan impunitas telah memperluas jangkauan mereka di luar daerah kumuh ibu kota Haiti, melakukan rentetan penculikan.
Setidaknya 155 penculikan terjadi di bulan Juni lalu, dibandingkan dengan 118 di bulan Mei, menurut laporan yang dikeluarkan oleh Pusat Analisis dan Penelitian Hak Asasi Manusia.
Perdana Menteri Haiti Ariel Henry belum mengomentari pecahnya kekerasan yang melanda Cite Soleil pada awal Juli.
Haiti telah jatuh ke dalam krisis politik yang berasal dari pemilihan 2016, yang diperparah dengan pembunuhan presiden Jovenel Moise di rumahnya pada 7 Juli 2021.
Simak juga 'Saat Liput Demo Buruh, Seorang Jurnalis Tewas Tertembak di Haiti':
(ita/ita)