Gelombang panas Eropa terjadi di sejumlah negara di dunia. Gelombang panas ini mendatangkan cuaca esktrem di mana suhu panas mencapai titik melewati batas normal.
Lalu, apa pengertian gelombang panas? Faktor apa saja yang menyebabkan gelombang panas terjadi? Simak ulasannya di bawah ini.
Gelombang Panas Eropa, Apa Itu Gelombang Panas?
Dilansir situs Green UI, Gelombang panas adalah keadaaan di mana belahan bumi bagian utara akan miring ke arah matahari, yang akan meningkatkan jam siang hari dan menghangatkan belahan bumi. Pda kondisi tersebut, meteorologi dapat mendorong angka-angka itu menjadi ekstrem.
Gelombang panas dimulai dengan sistem tekanan tinggi (antisiklon), di mana tekanan atmosfer di atas suatu area menumpuk. Hal tersebut menyebabkan kolom udara yang tenggelam dan bertindak sebagai tutup atau kubah panas, menjebak panas laten yang sudah diserap oleh daratan.
Sistem tekanan tinggi juga akan memicu keluarnya arus udara yang lebih dingin dan bergerak cepat serta mendorong awan menjauh. Sehingga, daratan seperti tanah, pasir, beton, dan aspal akan langsung terpapar oleh sinar matahari. Pada siang dan malam hari di musim panas, energi panas akan lebih cepat terakumulasi dan suhu akan naik dengan sangat cepat.
Gelombang Panas Eropa Melanda Inggris
Inggris adalah salah satu negara yang dilanda gelombang panas Eropa 2022. Pihak berwenang di Inggris mengumumkan "keadaan darurat panas ekstrem" di sebagian besar wilayah di Inggris sejak Senin (18/7/2022) dengan suhu diperkirakan lebih dari 40 derajat Celcius. Penerapan darurat panas ini terjadi pertama kalinya dalam sejarah Inggris.
"Suhu akan sangat panas sepanjang hari, sebelum naik hingga 40 C, bahkan mungkin 41 C di tempat-tempat terpencil di seluruh Inggris pada sore hari," kata Rachel Ayers dari MET Office, dikutip detikcom, Kamis (21/7/2022).
Layanan Transportasi Umum di Inggris Terganggu
Gelombang panas di Inggris mengganggu layanan transportasi di Inggris. Jaringan kereta api nasional di saba meminta pelanggan untuk tidak menggunakan layanannya kecuali sangat penting. Penundaan akan terjadi pada beberapa jalur transportasi karena rel kereta yang bengkok dan gangguan pasokan listrik.
Bandara Luton dekat London juga harus menangguhkan kedatangan dan keberangkatan penerbangan. Hal tersebut dikarenakan suhu tinggi menyebabkan cacat pada permukaan landasan.
Kebakaran Hutan Akibat Gelombang Panas Eropa
Gelombang panas juga melanda sebagian besar barat daya Eropa, seperti Portugal, Spanyol, Prancis, dan Jerman. Kebakaran hutan pun terjadi di empat negara tersebut.
Layanan meteorologi Jerman mengumumkan, suhu paling parah di sana adalah setinggi 40 C. Senin (18/7/2022), sekitar 115 petugas pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api pada kebakaran hutan di tujuan wisata populer di timur Jerman.
Di Prancis, telah dilakukan evakuasi terhadap lebih dari 16.000 orang, termasuk penduduk dan turis, karena kebakaran hutan yang merusak hutan kering di wilayah barat daya. Pihak berwenang Prancis menanggapi kebakaran dengan mendirikan tujuh tempat penampungan darurat untuk para pengungsi.
Spanyol berhasil mengatasi kebakaran yang melahap sekitar 2.000 hektar hutan dan lahan di Andalusia. Kemudian, kebakaran hutan di Portugal telah menewaskan dua orang dan melukai sekitar 60 lainnya. Antara 12.000 dan 15.000 hektar lahan terbakar, ketika negara itu dilanda suhu yang mencapai rekor panas 47 derajat Celcius.
Biro cuaca di Italia memperkirakan suhu di atas 40 C di beberapa wilayah dalam beberapa hari mendatang. Juga Swiss terkena dampak gelombang panas. Operator pembangkit nuklir di Beznau menyatakan, mereka harus mengurangi output agar pembangkit tidak terlalu panas, karena mengandalkan sungai Aare untuk mengambil air pendingin, sementara suhu air juga makin naik.
Gelombang Panas Portugal Timbulkan Korban Jiwa
Gelombang panas Eropa yang terjadi di Portugal menimbulkan 1000 kematian penduduk di sana. Otoritas kesehatan Portugal mengingatkan bahwa negara tersebut harus bersiap untuk mengatasi dampak perubahan iklim karena suhu terus meningkat.
"Portugal...adalah salah satu wilayah di dunia yang dapat (lebih) terkena dampak panas ekstrem," kata kepala otoritas kesehatan DGS, Graça Freitas, dilansir Reuters, Rabu (20/7/2022).
"Kami harus lebih dan lebih siap untuk periode suhu tinggi."
DGS sebelumnya melaporkan ada 238 lebih kematian akibat gelombang panas dari 7 hingga 13 Juli. Namun, Freitas mengatakan jumlah kematian kini meningkat menjadi 1.063 untuk periode hingga 18 Juli.
Carlos Antunes, seorang peneliti di fakultas sains Universitas Lisbon, mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa data menunjukkan mereka yang paling mungkin meninggal karena gelombang panas adalah orang tua.
(kny/imk)