Rusia mengungkapkan target militernya di Ukraina telah diperluas dengan tidak hanya fokus pada Donbas di bagian timur. Disebutkan Rusia bahwa aliran pasokan senjata Barat ke Ukraina telah mengubah perhitungan Kremlin.
Seperti dilansir AFP, Kamis (21/7/2022), Menteri Luar Negeri (Menlu) Sergei Lavrov dalam wawancara dengan media pemerintah Rusia pada Rabu (20/7) waktu setempat bahwa militer Rusia kini tidak hanya fokus merebut kendali atas wilayah Donetsk dan Luhansk, yang ada di Donbas, Ukraina bagian timur.
Kedua wilayah itu sebagian dikuasai separatis pro-Moskow dalam beberapa tahun terakhir. Kedua wilayah memproklamirkan kemerdekaan dengan nama Republik Rakyat Donetsk (DNR) dan Republik Rakyat Luhansk (LNR) sebelum invasi Rusia dilancarkan ke Ukraina.
"Geografinya berbeda sekarang. Ini bukan hanya soal DNR dan LNR, tapi juga wilayah Kherson, wilayah Zapirizhzhia dan sejumlah wilayah lainnya," ujar Lavrov.
"Proses ini terus berlanjut, secara konsisten dan terus-menerus," sebutnya.
Pasukan Moskow terus bergerak maju ke wilayah-wilayah tersebut, memicu kehancuran saat merebut kota-kota penting dan menghadapi perlawanan sengit dari pasukan Ukraina. Beberapa waktu terakhir, pasukan Moskow dilaporkan telah menguasai wilayah Kherson di selatan dan Zaporizhzhia di tenggara.
Ditegaskan Lavrov dalam pernyataannya bahwa target Moskow sebenarnya masih sama, yakni 'denazifikasi dan demiliterisasi' Ukraina, namun geografinya berubah sejak perundingan antara Moskow dan Kiev digelar di Istanbul, Turki, pada Maret 2022 lalu.
Dia mengatakan bahwa pasokan senjata dari negara-negara Barat untuk Ukraina, termasuk sistem rudal HIMARS buatan Amerika Serikat (AS), telah membuat Moskow meninjau kembali rencana-rencananya.
Simak Video 'Amerika Serikat Kirim Bantuan 4 Roket ke Ukraina':
(nvc/idh)