Pasukan Rusia terus melancarkan serangan di Ukraina. Pasukan Rusia kini menguasai sejumlah wilayah di Ukraina selatan dan timur, di mana separatis pro-Rusia sudah menguasai wilayah tersebut.
Dilansir dari kantor berita Reuters, Senin (18/7/2022), Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Rusia telah menggunakan lebih dari 3.000 rudal jelajah hingga saat ini, dan "mustahil untuk menghitung" jumlah artileri dan serangan-serangan lainnya sejauh ini.
Tetapi pengiriman senjata jarak jauh negara-negara Barat mulai membantu Ukraina di medan perang. Otoritas Ukraina menyebut serangkaian serangan berhasil dilakukan pada 30 pusat logistik dan amunisi Rusia, dengan menggunakan beberapa sistem peluncuran roket yang baru-baru ini dipasok oleh Barat.
Menurut Kementerian Pertahanan Ukraina, serangan-serangan itu telah menyebabkan kekacauan pada jalur pasokan Rusia dan secara signifikan mengurangi kemampuan ofensif Rusia.
Pejabat-pejabat Ukraina mengatakan Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) buatan Amerika Serikat yang mereka mulai terima bulan lalu, memungkinkan mereka mencapai target-target di Krimea, yang dianeksasi oleh Rusia pada 2014, dan daerah-daerah lain yang diduduki Rusia.
"Selamat pagi dari HIMARS," Andriy Yermak, kepala staf presiden Ukraina, menulis di Telegram pada hari Minggu (17/7) waktu setempat di samping sebuah video yang menunjukkan ledakan besar, yang disebutnya merupakan depot amunisi Rusia yang hancur di Ukraina selatan.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu memerintahkan unit-unit militer untuk mengintensifkan operasi untuk mencegah serangan Ukraina di daerah-daerah yang dikuasai oleh Rusia.
Lihat video 'Kutukan Keras Zelensky Untuk Serangan Rudal Rusia di Vinnytsia':
(ita/ita)