Boris Johnson segera lengser dari jabatan Perdana Menteri Inggris. Sebelumnya, jajaran menterinya sudah mundur berjamaah.
Di Inggris, ketua partai yang berkuasa secara otomatis akan menjabat sebagai perdana menteri negara tersebut. Kini, bila Ketua Partai Konservatif, atau Tory julukannya, terpilih pada musim gugur nanti, maka otomatis Ketua Partai Konservatif yang baru bakal langsung menggantikan Boris Johnson. Sebagai catatan, Boris sudah mundur dari Partai Konservatif.
Boris sendiri menjadi PM Inggris sejak 2019, menggantikan Theresa May (yang mundur dengan bercucuran air mata di mimbar negaranya).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Boris menjadi Ketua Partai Konservatif pada Juli 2019 usai meraup kemenangan telak atas pesaingnya saat itu, Jeremy Hunt. Waktu itu, Boris menjanjikan ke Ratu Elizabeth II untuk mempercepat proses Inggris keluar dari Uni Eropa (Brexit).
Pandemi COVID-19 menghitamkan dunia, Inggris juga kena. Boris berusaha membawa Inggris melalui pagebluk global itu, termasuk dengan cara menerapkan lockdown pada Maret lalu. Namun aksi-aksi politik Boris tak mulus.
Gonjang-ganjing di negeri monarki konstitusional bermodel demokrasi parlementer diwarnai pelbagai skandal bombastis. Di sisi lain, rakyat Inggris tidak nyaman hidupnya gara-gara masalah ekonomi yang dipengaruhi COVID-19 dan konflik Ukraina vs Rusia.
Dalam suasana seperti itu, menteri-menteri Boris Johnson mundur teratur seolah tak kuat lagi menanggung beban politik. Berikut adalah beritanya:
Jajaran menteri mundur
Catatan The Guardian menyebutkan bahwa hingga Kamis (7/7) waktu setempat, sedikitnya ada 27 pengunduran diri dalam jajaran pemerintahan Johnson. Lima pengunduran diri terjadi di level kabinet, sedangkan 22 pengunduran diri lainnya terjadi di bawah level kabinet. Ada lagi pengunduran diri pejabat-pejabat level rendah termasuk sekretaris pribadi parlemen.
Jajaran menteri senior kabinet yang mundur terdiri atas naa-nama besar, di antaranya sering muncul di pemberitaan soal Inggris berikut ini:
- Menteri Keuangan, Rishi Sunak
- Menteri Kesehatan, Sajid Javid
- Menteri Welsh, Simon Hart
- Menteri Irlandia Utara, Brandon Lewis
- Menteri Pendidikan, Michelle Donelan
- Sekretaris Komunitas, Michael Gove
![]() |
![]() |
Untuk Donelan, dia mengundurkan diri setelah hanya menjabat kurang dari 48 jam setelah dia ditunjuk. Bahkan dalam surat pengunduran dirinya, Donelan mendesak Johnson untuk juga mundur dari jabatannya.
"Saya tidak melihat cara Anda bisa terus menjabat, tapi tanpa mekanisme resmi untuk mencopot Anda, itu tampaknya menjadi satu-satunya jalan... yang mungkin bagi kita yang tetap berada di kabinet untuk memaksa Anda," tulis Donelan dalam surat pengunduran dirinya.
Selanjutnya, skandal-skandal telah terjadi:
Skandal-skandal telah terjadi
Dilansir BBC, Kamis (7/7), sejumlah skandal telah terjadi. Pertama, politikus kolega Boris di Partai Konservatif, Chris Cpincher terlibat skandal pelecehan seksual. Pincher pernah menjabat Menteri Luar Negeri dan Menteri Perumahan, dan ditunjuk Boris menjadi Deputy Chief Whip di awal 2022, posisi penting yang mengatur kontribusi partai di parlemen.
Juli ini, Pincher diselidiki pengawas parlemen soal tuduhan pelecehan seksual. Dia dilaporkan meraba-raba dua pria saat dirinya mabuk. Pincher mengundurkan diri. Namun, Boris Johnson menolak menskorsnya dari partai.
Ada pula skandal partygate. Boris dan koleganya menggelar pesta di Downing Street saat ada lockdown Corona. Saat itu adalah hari ulang tahunnya, Juni 2020.
Masalah lain adalah melejitnya biaya hidup dan pajak. Ada lagi kasus anggota parlemen dari Partai Konservatif, Owen Paterson yang mencoba menguntungkan perusahaan yang membayarnya. Owen Paterson kena skors 30 hari sebagai anggota parlemen. Selain itu, Boris Johnson dikritik oleh mantan penasihatnya, Dominic Cummings, sebagai PM Inggris yang kurang fokus.
Boris sadar. Dia menyatakan pengunduran dirinya bakal membuat banyak orang lega meski sebagian lagi juga kecewa.
"Untuk Anda, publik Inggris, saya tahu akan ada banyak orang yang lega dan mungkin beberapa juga akan kecewa, dan saya ingin Anda tahu betapa sedihnya saya karena harus melepaskan pekerjaan terbaik di dunia ini," kata Boris Johnson dilansir CNN.