Pemerintah Prancis telah memulangkan 35 anak dan 16 ibu dari kamp-kamp di Suriah yang menahan anggota keluarga tersangka militan ISIS sejak kelompok teroris itu dikalahkan pada 2019.
"Prancis hari ini telah melakukan pemulangan ke negara dari 35 anak-anak Prancis di bawah umur yang berada di kamp-kamp di timur laut Suriah. Operasi ini juga termasuk pemulangan 16 ibu dari kamp yang sama," kata sebuah pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Prancis seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (5/7/2022).
Kementerian menambahkan bahwa anak-anak di bawah umur tersebut diserahkan ke layanan perlindungan anak, sementara para ibu mereka akan menghadapi proses peradilan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kelompok-kelompok hak asasi telah sejak lama mendesak pemerintah Prancis untuk membawa pulang sekitar 200 anak dalam tahanan yang dibawa ke wilayah ISIS di Suriah oleh orang tua mereka ataupun lahir di sana selama bertahun-tahun pertempuran.
Mereka ditahan di kamp-kamp yang dikelola Kurdi di timur laut Suriah, di mana malnutrisi dan penyakit merajalela.
Salah satu kamp yang terbesar dan paling padat adalah Al-Hol, di mana rata-rata dua anak meninggal setiap minggu, menurut laporan kelompok kampanye Save the Children pada September 2021 lalu.
Prancis berpendapat bahwa masalah keamanannya adalah yang terpenting, setelah mengalami serangkaian serangan ISIS, termasuk serangan November 2015 di gedung konser Bataclan dan target-target lain di sekitar Paris, yang menewaskan 130 orang.
Banyak dari anak-anak itu bersama ibu atau ayah mereka yang menimbulkan risiko keamanan, dan otoritas Prancis bersikeras bahwa warga negara Prancis yang terlibat ISIS di Suriah harus menghadapi keadilan lokal.
Sebelum operasi pemulangan pada Selasa (5/7) tersebut, otoritas Prancis telah memulangkan 126 anak dari Suriah sejak 2016.