Kepolisian Spanyol berhasil menggagalkan upaya penyelundupan narkoba dengan menggunakan sejumlah drone semi-kapal selam yang bisa bergerak di bawah air. Drone bawah air itu disebut mampu mengangkut hingga 200 kilogram narkoba melintasi Selat Gibraltar.
Seperti dilansir The Guardian, Selasa (5/7/2022), Kepolisian Nasional Spanyol menyatakan pihaknya telah menangkap delapan tersangka di wilayah Cadiz, Malaga dan Barcelona. Para tersangka yang ditangkap merupakan anggota geng kriminal yang merakit sejumlah drone bawah air yang telah disita itu.
Ini menjadi momen pertama kalinya bagi Kepolisian Nasional Spanyol untuk mendapati drone bawah air digunakan untuk menyelundupkan narkoba.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tiga kendaraan bawah laut tanpa awak ini ditemukan, salah satunya hampir selesai dan dua lainnya masih dalam perakitan," sebut Kepolisian Nasional Spanyol dalam pernyataannya.
"Kendaraan bawah laut itu akan dikirimkan ke para pengedar narkoba Prancis untuk digunakan mengangkut kokain dalam jumlah besar," imbuh pernyataan itu.
Lebih lanjut diungkapkan Kepolisian Spanyol bahwa meskipun geng kriminal yang dibekuk itu memiliki keahlian dalam membangun dasar kapal atau perahu palsu dan kompartemen penyimpanan tersembunyi untuk mobil dan trailer -- yang dipasok ke sindikat penyelundup dan geng kriminal lainnya, mereka juga memiliki pekerjaan sampingan membuat drone laut.
"Mereka membuat sejumlah drone tanpa awak berukuran besar dengan kapasitas muatan besar yang berarti itu bisa membawa kargo antara 150 kilogram hingga 200 kilogram," demikian pernyataan Kepolisian Nasional Spanyol.
Simak juga 'Suhu Panas di Spanyol Capai Rekor Tertinggi dalam 40 Tahun Terakhir':
"Di antara kegunaan lainnya, peralatan ini akan memungkinkan para pengedar narkoba untuk mengangkut narkoba dalam jumlah besar melintasi Selat Gibraltar dengan remote control," sebut Kepolisian Nasional Spanyol dalam pernyataannya.
Selat Gibraltar merupakan perairan sempit yang memisahkan Maroko dan Spanyol.
Drone bawah air itu dilengkapi sistem navigasi GPS sehingga, menurut BBC, bisa dioperasikan oleh para pengedar narkoba dari belahan dunia manapun menggunakan perangkat internet sesederhana tablet.
Penyelidikan selama 14 bulan yang dilakukan Kepolisian Nasional Spanyol, bermitra dengan Kepolisian Prancis, menetapkan bahwa geng kriminal itu memasok bantuan logistik kepada klien-kliennya di Italia, Prancis dan Denmark, juga kepada geng kriminal di Catalonia, Costa de Sol, Campo de Gibraltar, dan Ceuta.
Dalam operasi itu, kepolisian juga menyita 145 kilogram hashish atau hasis -- resin ganja, kemudian 8 kilogram mariyuana, juga lebih uang tunai lebih dari 157.300 Euro dan enam drone udara berukuran besar yang bisa terbang hingga sejauh 30 kilometer.
Enam dari delapan tersangka yang ditangkap, telah dijerat dakwaan perdagangan narkoba dan menjadi anggota organisasi kriminal.