Serangan rudal-rudal Rusia tidak hanya menghantam sebuah gedung apartemen, tapi juga mengenai sebuah resort di dekat kota pelabuhan Odesa, Ukraina. Korban tewas akibat serangan rudal Rusia pada Jumat (1/7) waktu setempat itu dilaporkan bertambah menjadi sedikitnya 17 orang, termasuk anak-anak.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (1/7/2022), ribuan warga sipil dilaporkan tewas sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari lalu, dalam aksi yang disebut Kiev sebagai agresi perang tak beralasan. Rusia membantah pasukannya menargetkan warga sipil dan mengklaim hanya menyerang infrastruktur militer di Ukraina.
Moskow juga menegaskan bahwa aksinya yang disebut 'operasi khusus militer' bertujuan untuk membasmi nasionalis berbahaya di Ukraina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut seorang Brigadir Jenderal Ukraina, dengan pasukan darat dipusatkan di wilayah Donbas, Rusia telah melancarkan serangan rudal yang jumlahnya mencapai dua kali lipat lebih banyak selama dua pekan terakhir, dengan menggunakan rudal-rudal era Soviet yang tidak akurat untuk lebih dari separuh serangan.
Kementerian Urusan Darurat Ukraina dalam menyebut salah satu rudal Rusia menghantam sebuah gedung apartemen sembilan lantai yang ada di kota Bilhorod-Dnistrovskyi pada Jumat (1/7) dini hari sekitar pukul 01.00 waktu setempat. Serangan itu dilaporkan juga memicu kebakaran di gedung pertokoan di dekatnya.
Laporan Kementerian Urusan Darurat Ukraina menyebut korban tewas akibat serangan rudal di gedung apartemen itu bertambah menjadi 14 orang. Serangan rudal Rusia itu juga melukai sekitar 30 orang lainnya.
Juru bicara pemerintah daerah Odesa, Serhiy Bratchuk, menuturkan kepada televisi pemerintah Ukraina bahwa operasi penyelamat tengah berlangsung dengan beberapa orang terkubur di bawah reruntuhan setelah sebagian bangunan runtuh.
Lihat juga video 'Rusia Hancurkan Pertahanan Ukraina di Lisichansk':
Disebutkan juga oleh Bratchuk dalam pernyataannya bahwa satu rudal lainnya mengenai sebuah fasilitas resort di area yang sama. Sedikitnya tiga orang, termasuk seorang anak-anak, tewas akibat serangan rudal itu. Satu orang lainnya dilaporkan mengalami luka-luka
Reuters belum bisa memverifikasi secara independen soal detail laporan Ukraina itu.
Serangan rudal Rusia itu terjadi setelah Moskow pada Kamis (30/6) waktu setempat mengumumkan keputusan untuk menarik pasukannya dari Pulau Ular. Hal itu disebut Moskow sebagai 'isyarat niat baik' untuk menunjukkan pihaknya tidak menghalangi upaya Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk membuka koridor kemanusiaan yang memungkinkan pengiriman biji-bijian dari Ukraina.
Dalam pernyataan terpisah, Ukraina menyatakan telah mengusir pasukan Rusia dari pulau itu setelah serangan artileri dan rudal, dengan Presiden Volodymyr Zelensky memujinya sebagai kemenangan strategis.