Jepang Deteksi 8 Kapal Perang Rusia-China di Dekat Perairannya

Jepang Deteksi 8 Kapal Perang Rusia-China di Dekat Perairannya

Novi Christiastuti - detikNews
Kamis, 23 Jun 2022 16:41 WIB
The Peoples Liberation Army Navy destroyer Lhasa is seen in an image released by Japans Defense Ministry. (Japanese Defense Ministry via CNN)
Kapal perang China, Lhasa, terdeteksi di dekat perairan Jepang (Japanese Defense Ministry via CNN)
Tokyo -

Sedikitnya delapan kapal perang Rusia dan China terdeteksi berlayar di lautan dekat wilayah Jepang sepanjang pekan ini. Hal ini dipandang sebagai tanda-tanda tekanan nyata yang diberikan kedua negara kepada Jepang di tengah memburuknya hubungan terkait situasi Ukraina dan Taiwan.

Seperti dilansir CNN, Kamis (23/6/2022), Kementerian Pertahanan Jepang melaporkan pada Selasa (21/6) bahwa pasukannya mengamati keberadaan lima kapal perang Rusia yang dipimpin sebuah kapal penghancur antikapal selam yang melintasi Selat Tsushima, yang memisahkan Jepang dan Korea Selatan (Korsel).

Kelima kapal perang Rusia itu, sebut Kementerian Pertahanan Jepang, terdeteksi berlayar di dekat pulau-pulau Jepang, mulai dari Hokkaido di bagian utara hingga Okinawa di bagian selatan, selama sepekan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pernyataan Kementerian Pertahanan Jepang juga menyebut bahwa dua kapal perang China dan sebuah kapal pasokan terdeteksi berlayar di dekat Kepulauan Izu, yang berjarak 500 kilometer sebelah selatan ibu kota Tokyo, pada Selasa (21/6) waktu setempat.

Salah satu kapal perang China itu diduga sebagai kapal Lhasa, yang merupakan kapal penghancur rudal jelajah tipe 5 dan salah satu kapal permukaan China yang paling kuat.

ADVERTISEMENT

Kementerian Pertahanan Jepang menyebut kapal-kapal asing terpantau beroperasi di perairan dekat wilayahnya sejak 12 Juni.

"Ini merupakan aksi unjuk kekuatan yang jelas baik dari Rusia maupun China," sebut associate Profesor Ilmu Politik pada Temple University di Tokyo, James Brown.

"Aktivitas-aktivitas ini merupakan kekhawatiran besar bagi Jepang. Terutama, melacak pergerakan baik pasukan militer Rusia dan China memberikan beban pada sumber daya Angkatan Bersenjata Jepang," imbuhnya.

Belum ada klaim dari Tokyo bahwa kelompok kapal perang Rusia dan China itu mengkoordinasikan tindakan mereka, seperti yang terjadi pada Oktober tahun lalu ketika total 10 kapal perang Rusia dan China melakukan latihan gabungan dengan mengelilingi sebagian besar kepulauan Jepang.

Lebih lanjut, Brown menilai Beijing marah dengan pernyataan Tokyo soal keamanan Taiwan, yang dianggap oleh Partai Komunis China sebagai masalah domestik. Sementara untuk Moskow, Brown menilai dukungan Tokyo untuk Ukraina usai Rusia menginvasi telah memicu kemarahan.

Dukungan itu mencakup penjatuhan sanksi dan mengusir diplomat Rusia. "Oleh karena itu, Rusia ingin menggunakan kekuatan militernya untuk mengintimidasi Jepang dengan harapan hal ini akan menghalangi Tokyo untuk menerapkan langkah semacam itu lebih lanjut," sebut Brown.

Halaman 2 dari 2
(nvc/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads