Washington DC -
Satu lagi warga Amerika Serikat (AS) dilaporkan hilang setelah bepergian ke Ukraina untuk ikut bertempur melawan invasi pasukan Rusia. Ini berarti sudah tiga warga AS yang hilang di Ukraina, dengan dua orang lainnya dilaporkan ditangkap oleh Rusia.
"Ada laporan tentang satu lagi warga Amerika yang keberadaannya tidak diketahui... Pemahaman kami adalah individu ini telah bepergian ke Ukraina untuk mengangkat senjata," ucap juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price, kepada wartawan seperti dilansir Reuters, Sabtu (18/6/2022).
Identitas warga AS ketiga yang hilang di Ukraina ini belum diungkap ke publik, namun menurut laporan AFP, dia seorang mantan kapten Marinir AS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dua warga AS lainnya yang hilang di Ukraina telah diidentifikasi sebagai Alexander Drueke (39) asal Tuscaloosa, Alabama dan Andy Huynh (27) asal Hartselle, Alabama. Keduanya dilaporkan pergi ke Ukraina untuk menjadi relawan petempur membantu Ukraina melawan pasukan Rusia.
Militer AS sebelumnya menyebut Drueke dan Huynh pernah mengabdi pada Angkatan Bersenjata AS, dengan Huynh bergabung dengan Korps Marinir AS dan Drueke bergabung dengan Pasukan Cadangan AS.
Militer AS berulang kali menyangkal tentaranya dikerahkan ke Ukraina sejak Rusia menginvasi. Militer AS juga diketahui memberitahu para veteran militer bahwa ada cara-cara lebih baik untuk membantu Ukraina daripada bertempur langsung di sana.
Dalam konferensi pers di Gedung Putih pada Jumat (17/6) waktu setempat, Presiden AS Joe Biden mengimbau warga AS untuk tidak pergi ke Ukraina.
"Warga Amerika tidak seharusnya pergi ke Ukraina sekarang. Saya akan mengatakannya lagi: Warga Amerika tidak seharusnya pergi ke Ukraina," tegasnya seperti dilansir AFP.
Simak juga 'AS Kirim Tambahan Senjata Perang ke Ukraina Senilai Rp 14,7 Triliun':
[Gambas:Video 20detik]
Sementara itu, terkait dua warga AS yang dilaporkan ditangkap Rusia, Price mendesak Rusia untuk memperlakukan keduanya sebagai tawanan perang yang harus mendapat perlakuan yang manusiawi.
"Rusia memiliki kewajiban tertentu dan anggota angkatan bersenjata Ukraina - termasuk sukarelawan yang mungkin warga negara ketiga yang tergabung dalam angkatan bersenjata - harus diperlakukan sebagai tawanan perang di bawah Konvensi Jenewa," kata Price kepada wartawan setempat.
Dia menambahkan bahwa tawanan perang harus "diberikan perlakuan dan perlindungan yang sepadan dengan status itu, termasuk perlakuan manusiawi dan proses fundamental serta jaminan pengadilan yang adil."
Televisi Rusia Tampilkan Warga AS yang Ditangkap di Ukraina
Sebuah televisi pemerintah Rusia dilaporkan menayangkan sejumlah video yang menunjukkan dua warga AS -- Drueke dan Huynh -- yang dilaporkan hilang pekan ini saat bertempur bersama pasukan Ukraina. Dalam tayangan itu disebutkan bahwa keduanya ditangkap oleh pasukan Rusia.
Tayangan itu diposting oleh seorang jurnalis Rusia bernama Roman Kosarev yang bekerja untuk saluran televisi Rusia, RT. Kosarev mempostingnya via platform Telegram pada Jumat (17/6) malam.
"Ibu, aku hanya ingin memberitahumu bahwa aku masih hidup dan aku berharap bisa kembali ke rumah sesegera mungkin," ucap Drueke dalam tayangan itu. Drueke tampak duduk di dalam ruangan mirip kantor dan mengenakan seragam militer.
Saluran Telegram resmi RT juga memposting video yang menampilkan Huynh, di mana dia mengatakan dirinya dan Drueke 'terlibat pertempuran dengan tentara Rusia' di dekat area Kharkiv, Ukraina. Dituturkan Huynh bahwa dirinya dan Drueke menyerahkan diri kepada pasukan Rusia setelah bersembunyi selama berjam-jam.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, pada Sabtu (18/6), mengonfirmasi bahwa otoritas AS telah melihat foto dan video yang menampilkan dua warga AS yang 'dilaporkan ditangkap pasukan militer Rusia di Ukraina' itu.
"Kami memantau situasi dengan cermat dan hati kami tertuju pada keluarga mereka pada masa-masa sulit ini," ucapnya kepada AFP.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini