Mantan Menteri Pertahanan (Menhan) Australia Peter Dutton mengungkap negaranya berencana membeli sejumlah kapal selam bertenaga nuklir buatan Amerika Serikat (AS), dibandingkan buatan Inggris. Hal ini sama saja mengungkapkan pertimbangan dalam kesepakatan miliaran dolar yang biasanya dirahasiakan.
Seperti dilansir AFP, Kamis (9/6/2022), Dutton mengungkapkan dirinya saat aktif menjabat memiliki rencana membeli dua kapal selam kelas Virginia dari AS tahun 2030 dan membangun delapan kapal selam lainnya demi menambah total kekuatan armada menjadi 10 kapal selam.
Dutton menjabat Menhan di bawah pemerintahan Perdana Menteri (PM) sebelumnya, Scott Morrison. Australia kini dipimpin oleh PM Anthony Albanese di bawah Partai Buruh Australia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Proyek itu disebut menjadi inti dari upaya Australia untuk memperkuat pertahanannya dalam menghadapi China yang lebih agresif di bawah Presiden Xi Jinping. Pilihan kontraktor -- AS atau Inggris -- akan memiliki dampak ekonomi yang signifikan dan akan mempererat Angkatan Laut Australia dengan negara pemenang kontrak.
Dutton yang kini memimpin oposisi setelah koalisi konservatif kalah dalam pemilu Mei lalu, menyatakan bahwa 'jelas' baginya sebagai Menhan bahwa kapal selam AS menjadi pilihan yang lebih baik.
Rencana pembelian kapal selam AS ini dibeberkan Dutton dalam tulisannya pada surat kabar The Australian, yang diduga bertujuan untuk mendorong pemerintah baru Australia agar mengikuti rencananya.
Dutton, dalam tulisannya, menyebut kapal selam AS mampu meluncurkan rudal secara vertikal dan didasarkan pada 'desain yang matang'. Sementara opsi kelas Astute buatan Inggris, sebut Dutton, melibatkan desain baru dengan ledakan biaya dan kesalahan desain yang 'tak terhindarkan'.
Dutton menegaskan dalam tulisannya bahwa kapal selam bertenaga nuklir diperlukan untuk bersaing dengan China karena kapal selam mereka lebih gesit daripada kapal selam tenaga diesel-listrik milik Australia, tanpa perlu muncul ke permukaan untuk mengisi ulang baterai.
"Pemerintah belum membuat keputusan soal kapal selam yang dipilih. Semua opsi ada di atas meja," tegas Males dalam pernyataan kepada AFP.
Pemerintah Australia sebelumnya diketahui menyepakati akuisisi baik kapal selam bertenaga nuklir buatan AS atau Inggris, yang dipersenjatai secara konvensional, sebagai bagian dari aliansi pertahanan tiga negara yang disebut AUKUS yang disepakati September tahun lalu. Australia sedang melakukan studi selama 18 bulan terhadap opsi kapal selam bertenaga nuklir sebagai bagian dari kesepakatan AUKUS.
Marles dalam tanggapannya juga menyebut pernyataan Dutton sebagai 'politik pangkat'. "Komentar itu terlalu lepas dan merusak kesepakatan AUKUS," sebutnya.
Dutton dalam tulisannya juga menyebut bahwa untuk 'menghargai dan menghormati' pihak Inggris yang kalah dalam kontrak, dirinya akan memesan lebih banyak kapal frigate kelas Hunter atau material pertahanan lainnya dari Inggris,
Ditambahkan juga oleh Dutton bahwa dirinya khawatir jika pemerintahan baru Australia 'sedang membuat keputusan yang sangat berbahaya', seperti membangun kapal selam bertenaga diesel-listrik kelas baru.