Eks Menhan Ungkap Rencana Australia Beli Kapal Selam Nuklir AS

Eks Menhan Ungkap Rencana Australia Beli Kapal Selam Nuklir AS

Novi Christiastuti - detikNews
Kamis, 09 Jun 2022 17:42 WIB
Peter Dutton, leader of the Liberal Party, speaks to the media after a party room meeting at Parliament House in Canberra, Monday, May 30, 2022. Dutton replaces Scott Morrison as the leader of Australias conservative Liberal Party following Morrisons national election defeat. (Lukas Coch/AAP Image via AP)
Eks Menhan Australia Peter Dutton (dok. Lukas Coch/AAP Image via AP)
Canberra -

Mantan Menteri Pertahanan (Menhan) Australia Peter Dutton mengungkap negaranya berencana membeli sejumlah kapal selam bertenaga nuklir buatan Amerika Serikat (AS), dibandingkan buatan Inggris. Hal ini sama saja mengungkapkan pertimbangan dalam kesepakatan miliaran dolar yang biasanya dirahasiakan.

Seperti dilansir AFP, Kamis (9/6/2022), Dutton mengungkapkan dirinya saat aktif menjabat memiliki rencana membeli dua kapal selam kelas Virginia dari AS tahun 2030 dan membangun delapan kapal selam lainnya demi menambah total kekuatan armada menjadi 10 kapal selam.

Dutton menjabat Menhan di bawah pemerintahan Perdana Menteri (PM) sebelumnya, Scott Morrison. Australia kini dipimpin oleh PM Anthony Albanese di bawah Partai Buruh Australia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Proyek itu disebut menjadi inti dari upaya Australia untuk memperkuat pertahanannya dalam menghadapi China yang lebih agresif di bawah Presiden Xi Jinping. Pilihan kontraktor -- AS atau Inggris -- akan memiliki dampak ekonomi yang signifikan dan akan mempererat Angkatan Laut Australia dengan negara pemenang kontrak.

Dutton yang kini memimpin oposisi setelah koalisi konservatif kalah dalam pemilu Mei lalu, menyatakan bahwa 'jelas' baginya sebagai Menhan bahwa kapal selam AS menjadi pilihan yang lebih baik.

ADVERTISEMENT

Rencana pembelian kapal selam AS ini dibeberkan Dutton dalam tulisannya pada surat kabar The Australian, yang diduga bertujuan untuk mendorong pemerintah baru Australia agar mengikuti rencananya.

Dutton, dalam tulisannya, menyebut kapal selam AS mampu meluncurkan rudal secara vertikal dan didasarkan pada 'desain yang matang'. Sementara opsi kelas Astute buatan Inggris, sebut Dutton, melibatkan desain baru dengan ledakan biaya dan kesalahan desain yang 'tak terhindarkan'.

Dutton menegaskan dalam tulisannya bahwa kapal selam bertenaga nuklir diperlukan untuk bersaing dengan China karena kapal selam mereka lebih gesit daripada kapal selam tenaga diesel-listrik milik Australia, tanpa perlu muncul ke permukaan untuk mengisi ulang baterai.

Menanggapi Dutton, Menhan baru Australia, Richard Males, yang juga menjabat Wakil PM memberikan komentar keras dengan menyebut pernyataan itu 'merusak kepentingan nasional Australia'.

"Pemerintah belum membuat keputusan soal kapal selam yang dipilih. Semua opsi ada di atas meja," tegas Males dalam pernyataan kepada AFP.

Pemerintah Australia sebelumnya diketahui menyepakati akuisisi baik kapal selam bertenaga nuklir buatan AS atau Inggris, yang dipersenjatai secara konvensional, sebagai bagian dari aliansi pertahanan tiga negara yang disebut AUKUS yang disepakati September tahun lalu. Australia sedang melakukan studi selama 18 bulan terhadap opsi kapal selam bertenaga nuklir sebagai bagian dari kesepakatan AUKUS.

Marles dalam tanggapannya juga menyebut pernyataan Dutton sebagai 'politik pangkat'. "Komentar itu terlalu lepas dan merusak kesepakatan AUKUS," sebutnya.

Dutton dalam tulisannya juga menyebut bahwa untuk 'menghargai dan menghormati' pihak Inggris yang kalah dalam kontrak, dirinya akan memesan lebih banyak kapal frigate kelas Hunter atau material pertahanan lainnya dari Inggris,

Ditambahkan juga oleh Dutton bahwa dirinya khawatir jika pemerintahan baru Australia 'sedang membuat keputusan yang sangat berbahaya', seperti membangun kapal selam bertenaga diesel-listrik kelas baru.

Halaman 3 dari 2
(nvc/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads