Mantan guru di Amerika Serikat (AS) ini menjadi elite ISIS dan mengorganisir batalion pasukan perempuan ISIS. Di pengadilan, dia mengaku bersalah mendukung kelompok teror asing.
Dilansir AFP, Rabu (8/6/2022), pengakuan perempuan ini disampaikan di pengadilan pada Selasa (7/6) waktu setempat. Nama mantan guru pemimpin pasukan perempuan itu adalah Allison Fluke-Ekren, usia 42 tahun, kelahiran Kansas.
Perempuan ini mengaku menjalin aktivitas berkaitan dengan terorisme di Suriah, Libya, dan Irak antara 2011 sampai 2019.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Fluke-Ekren akhirnya bekerja sebagai pimpinan dan pengorganisir satu batalion militer ISIS, dinamakan Khatiba Nusaybah, tempat dia melatih perempuan untuk menggunakan senjata otomatis AK-47, granat, dan sabuk bunuh diri," kata pengadilan.
Selanjutnya, nama alias Fluke-Ekren dan sekilas soal suaminya:
Simak juga 'Saat Penampakan Masjid di Afghanistan Kena Bom, 12 Jemaah Tewas':
Pada 2016 hingga 2017, dia menjadi pemimpin Khatiba Nusaybah, kelompok yang menyokong ISIS dari aspek pelatihan fisik, medis, dan persenjataan. Fluke-Ekren punya nama alias Umm Mohammed al-Amriki.
"Lebih dari 100 wanita dan perempuan muda, termasuk yang berumur 10 atau 11 tahun, menerima pelatihan militer dari Fluke-Ekren di Suriah atas nama ISIS," kata pengadilan.
Baca juga: Apa Perbedaan Taliban, Al-Qaeda dan ISIS? |
Suami Fluke-Ekren adalah anggota ekstremis Ansar Al Sharia. Kelompok itu telah menyerang kantor AS di Bebghazi, Libya, 2012 silam. Suaminya menjadi pemimpin kelompok penembak jitu ISIS di Suriah. Pasutri ini sama-sama terlibat aktivitas teror di Timur Tengah setelah mereka meninggalkan AS pada 2011.
Di Suriah, Fluke-Ekren pernah menyampaikan keinginannya untuk mengebom mal atau universitas di AS. Fuke-Ekren ditangkap di Suriah pada awal 2019 dan digiring sampai AS pada 28 Januari lalu. Pengacara dan pengadilan menghabiskan sebulan untuk bernegosiasi dengan Fluke-Ekren agar dia bersedia mengaku bersalah. Dia kemudian dihukum 20 tahun penjara dan bakal mulai dihukum pada 25 Oktober nanti.