Polisi Italia menangkap seorang perempuan Italia-Kosovo pada hari Rabu (17/11) waktu setempat, yang dituduh menjadi anggota kelompok ISIS. Polisi menyebut perempuan berumur 19 tahun itu "bersedia menjadi martir".
Seperti dilansir dari kantor berita AFP, Kamis (18/11/2021), Kementerian Dalam Negeri Italia menyatakan, perempuan muda itu, yang diidentifikasi hanya dengan inisial B. T., menikah dengan seorang pria Kosovo yang terkait dengan pria bersenjata, Kujtim Fejzulai, yang menewaskan empat orang di Wina, ibu kota Austria tahun lalu sebelum ditembak mati oleh polisi.
Kementerian menyebutkan, B.T., yang diradikalisasi pada usia 16 tahun, baru-baru ini pindah dari Kosovo ke kota Milan, Italia, tetapi tetap berhubungan terus-menerus dengan suaminya dan sesama para pendukung ISIS di tanah airnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Polisi menemukan materi jihad di teleponnya, bersama dengan foto-foto penyerang ISIS.
Polisi juga mengidentifikasi lebih dari 2.000 pesan di grup obrolan yang menawarkan dukungan material dan ideologis untuk ISIS. Polisi mengatakan bahwa B. T. telah berkirim pesan dengan para "istri petempur", dalam beberapa kasus menawarkan saran untuk para pendatang baru.
"Kita harus merayakan pernikahanmu dengan AK47. Kita perlu merayakannya, kita tentunya tidak akan meninggalkan satu orang pun yang tidak percaya. Haahahha. Semuanya tumbang!!!! Darah di mana-mana," demikian bunyi salah satu pesan yang dirilis polisi.
Pesan lainnya memuji pemenggalan kepala guru Samuel Paty di Prancis pada Oktober tahun lalu, dengan mengatakan itu adalah "pelajaran bagi semua guru lain. Dia pantas mendapatkannya!"
Polisi Italia merilis rekaman audio yang di dalamnya terdengar bahwa perempuan itu menyatakan kesetiaannya kepada ISIS dan menyatakan kesiapannya untuk mengorbankan hidupnya.
"Dia menyatakan dirinya bersedia menjadi martir", kata jaksa Milan Alberto Nobili pada konferensi pers, menggambarkan pesan-pesan wanita itu sebagai "mengerikan".