Pemerintah Rusia mengkritik keras keputusan Amerika Serikat untuk memasok sistem roket canggih dan amunisi ke Ukraina. Rusia pun mengingatkan soal meningkatnya risiko konfrontasi langsung antara kedua negara adidaya tersebut.
Dilansir dari kantor berita Reuters, Kamis (2/6/2022), Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan kepada kantor berita Rusia RIA Novosti bahwa Moskow memandang bantuan militer AS ke Ukraina tersebut "sangat negatif".
Ryabkov, ketika ditanya tentang kemungkinan konfrontasi langsung antara AS dan Rusia, mengatakan: "Setiap pengiriman senjata yang terus berlanjut, yang sedang meningkat, berarti meningkatkan risiko perkembangan semacam itu."
Pejabat tinggi Rusia itu menyalahkan Washington karena meningkatkan permusuhan di Ukraina. "AS tidak melakukan apa pun demi menemukan semacam solusi. Itu persis sama selama bertahun-tahun sebelum dimulainya operasi militer khusus," cetusnya.
Diberitakan bahwa pemerintah Amerika Serikat kembali mengirim paket bantuan senjata untuk militer Ukraina sebesar US$ 700 juta atau setara Rp 10,1 triliun (kurs Rp 14.500/US$). Paket bantuan itu dikirim untuk membantu tentara Ukraina melawan Rusia.
"Kami telah bergerak cepat untuk mengirim ke Ukraina sejumlah besar persenjataan dan amunisi sehingga dapat berperang di medan perang dan berada dalam posisi terkuat di meja perundingan," tulis Presiden AS Joe Biden dalam sebuah opini di New York Times.
Dikutip dari CNBC, Kamis (2/6/2022), paket bantuan militer ini merupakan bantuan ke-11 yang telah dikirim AS ke Ukraina. Dengan bantuan baru ini, pemerintahan Joe Biden telah mengirim sekitar US$ 4,6 miliar ke Ukraina sejak Rusia menginvasi pada akhir Februari 2022.
Simak Video 'Rusia Gencarkan Serangan di Donetsk, Gudang Pangan Dihancurkan':
(ita/ita)