Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menolak untuk mengirimkan sistem roket ke Ukraina. Permintaan itu ditolak Biden di tengah kondisi Ukraina yang makin dipepet Rusia.
Biden menyatakan dirinya tidak akan mengirimkan sistem roket yang bisa mengenai target-target di dalam wilayah Rusia ke Ukraina. Penolakan Biden itu disampaikan setelah ada permintaan mendesak dari Kiev untuk senjata jarak jauh dalam menghadapi invasi Rusia.
"Kita tidak akan mengirimkan kepada Ukraina, sistem roket yang bisa menyerang Rusia," ujar Biden di Washington DC seperti dilansir AFP, Selasa (31/5/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ukraina yang pro-Barat telah menerima banyak bantuan militer AS sejak Rusia melancarkan invasi militer pada akhir Februari lalu. Namun, otoritas Kiev menyatakan pasukannya membutuhkan roket jarak jauh yang setara dengan apa yang digunakan pasukan Moskow.
AS sendiri telah mengumumkan paket bantuan tambahan senilai USD 40 miliar untuk Ukraina. Ukraina diketahui meminta AS mengirim baterai mobile bagi roket jarak jauh, jenis M270 MLRS dan M142 Himars, yang bisa meluncurkan banyak roket pada waktu bersamaan dengan jangkauan hingga 300 kilometer -- delapan kali lipat lebih jauh dari jangkauan artileri di lapangan.
Sistem roket semacam itu akan membuat pasukan Ukraina semakin menyerang dengan presisi tinggi. Target-target yang ada jauh di belakang garis pertahanan Rusia, juga bisa dijangkau. Namun, belum jelas apakah itu menjadi niat Kiev.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Ukraina Dmytro Kuleba menyebut MLRS 'benar-benar menjadi senjata yang sangat kami butuhkan' dalam Forum Ekonomi Dunia di Swiss pekan lalu. Dalam forum itu, Kuleba mendorong sekutu-sekutu Barat untuk mengirimkan persenjataan berat.
Mykhailo Podolyak, yang merupakan penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, juga menyerukan seruan senada via Twitter.
"Sulit untuk melawan ketika Anda diserang dari jarak 70 kilometer dan tidak memiliki apapun untuk melawan," sebutnya.
Menanggapi Biden, Senator Republikan Lindsey Graham menilai 'keputusan untuk tidak mengirimkan persenjataan ini merupakan pengkhianatan terhadap Ukraina dan demokrasi itu sendiri'.
"Tampaknya, sekali lagi pemerintahan Biden terintimidasi oleh retorika Rusia," sindir Graham via Twitter.
Dalam pernyataan terpisah, seorang pejabat AS yang enggan disebut namanya menyebut bahwa pengiriman sistem roket MLRS masih dalam pertimbangan, namun tanpa kemampuan serangan jarak jauh.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.