Kemenangan militer melawan Rusia dinilai 'tidak mungkin' didapatkan Ukraina jika Amerika Serikat (AS) tidak mengirimkan pasokan sistem roket jarak jauh yang dimintanya.
Seperti dilansir CNN, Selasa (31/5/2022), pernyataan itu disampaikan oleh pejabat senior Ukraina yang juga penasihat kepresidenan, Alexey Arestovych, dalam pernyataan kepada CNN.
Arestovych menuturkan bahwa persenjataan semacam itu 'penting untuk nasib Ukraina dan kemerdekaannya'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ukraina yang pro-Barat telah menerima bantuan militer AS secara ekstensif sejak Rusia melancarkan invasi militer pada akhir Februari lalu. Namun, otoritas Kiev juga menyatakan pasukannya membutuhkan roket jarak jauh yang setara dengan apa yang digunakan pasukan Moskow.
Otoritas Ukraina diketahui meminta AS untuk mengirimkan Sistem Roket Peluncur Multipel (MLRS), yang bisa meluncurkan banyak roket pada waktu bersamaan dengan jangkauan hingga 300 kilometer -- delapan kali lipat lebih jauh dari jangkauan artileri di lapangan.
Kepada CNN, Arestovych menyatakan sejumlah kecil sistem persenjataan itu -- sedikitnya 20 unit -- akan menjadi 'game changer' dalam pertempuran dengan Rusia. Dia menyebut sistem persenjataan itu akan memampukan pasukan Ukraina untuk mempertahankan diri dari serangan jarak jauh Rusia.
"Tanpa MLRS, kami mungkin bisa menstabilkan garis depan. Tapi kami akan melihat hilangnya Kherson, Luhansk, Donetsk dan sebagian wilayah Zaporizhzhia," ucapnya kepada CNN.
Simak Video: Joe Biden Pastikan AS Tidak Akan Kirim Rudal Jarak Jauh ke Ukraina