Duta Besar (Dubes) Rusia untuk Inggris, Andrei Kelin, mengomentari spekulasi yang menduga Moskow akan menggunakan senjata nuklir taktis dalam operasi militernya di Ukraina. Kelin mengakui dirinya tidak meyakini Rusia akan menggunakan senjata semacam itu di Ukraina.
Seperti dilansir BBC, Senin (30/5/2022), Kelin dalam pernyataannya menjelaskan bahwa menurut aturan militer Rusia, senjata semacam itu tidak digunakan dalam konflik yang terjadi di wilayah Ukraina.
Kelin dalam wawancara dengan BBC One pada Minggu (29/5) pagi setempat menyatakan bahwa soal penggunaan senjata nuklir, Rusia memiliki aturan yang sangat ketat. Dia menegaskan bahwa senjata nuklir hanya akan digunakan jika keberadaan Rusia sebagai sebuah negara dalam keadaan terancam.
"Itu tidak ada hubungannya dengan operasi saat ini," tegas Kelin, merujuk pada aksi militer Rusia ke Ukraina yang disebut sebagai 'operasi militer khusus'.
Ketika Presiden Rusia Vladimir Putin menempatkan kekuatan nuklir dalam siaga tinggi pada akhir Februari, sesaat usai invasi ke Ukraina, hal itu dianggap secara luas sebagai peringatan.
Putin menyalahkan Barat dan aliansi NATO sebagai pemicu pengembangan agresi. Namun Menteri Pertahanan (Menhan) Inggris Ben Wallace menyebutnya sebagai upaya untuk mengalihkan perhatian orang-orang dari 'apa yang salah di Ukraina', dengan menyebut Moskow terlambat dari jadwal dalam invasinya setelah hanya beberapa dan berupaya 'mengingatkan dunia' bahwa pihaknya memiliki penangkal.
Senjata nuklir taktis merupakan senjata yang bisa digunakan dalam jarak relatif dekat, yang berbeda dengan senjata nuklir 'strategis' yang bisa diluncurkan untuk jarak yang lebih jauh dan semakin memicu momok perang nuklir besar-besaran.
Simak Video 'Ramzan Kadyrov Anggap Ukraina Selesai, Berikutnya Polandia?':
(nvc/ita)