NATO Nyatakan Berhak Kerahkan Pasukan ke Eropa Timur

NATO Nyatakan Berhak Kerahkan Pasukan ke Eropa Timur

Tim detikcom - detikNews
Senin, 30 Mei 2022 11:54 WIB
In this Tuesday July 28, 2015 file photo NATO country flags wave outside NATO headquarters in Brussels. It sounds strange to characterize the North Atlantic Treaty Organization as a huge gun club, but the comparison can be useful in understanding the worlds biggest military alliance. Like many gun clubs, NATO _ where President Donald Trump is meeting other alliance leaders for the first time Thursday _ actually has no weapons of its own. (AP Photo/Geert Vanden Wijngaert, File)
Ilustrasi -- Markas NATO di Brussels (dok. AP Photo/Geert Vanden Wijngaert, File)
Vilnius -

Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) menegaskan pihaknya tidak lagi terikat pada komitmen masa lalu untuk menahan diri dalam mengerahkan pasukan di Eropa bagian timur. Penegasan itu disampaikan menanggapi kritikan Rusia terhadap apa yang diyakini sebagai rencana ekspansi NATO ke arah timur Eropa.

Seperti dilansir AFP, Senin (20/5/2022), Wakil Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO Mircea Geoana menuturkan kepada AFP bahwa Moskow sendiri telah 'membatalkan isi' Undang-undang (UU) Pembentukan NATO-Rusia, dengan menyerang Ukraina dan menghentikan dialog dengan aliansi pertahanan tersebut.

Di bawah UU Pembentukan tahun 1997, yang dimaksudkan untuk mengatur ulang hubungan antara Rusia dan NATO, kedua pihak sepakat bekerja sama untuk 'mencegah setiap potensi penumpukan kekuatan konvensional yang mengancam di wilayah Eropa yang disepakati, mencakup Eropa Tengah dan Timur'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mereka mengambil keputusan, mereka membuat kewajiban di sana untuk tidak menyerang tetangga, yang telah mereka lakukan, dan untuk berkonsultasi secara rutin dengan NATO, yang tidak mereka lakukan," tegas Geoana dalam pernyataannya di ibu kota Vilnius, Lithuania.

"Jadi saya pikir sebenarnya undang-undang pembentukan ini pada dasarnya tidak berfungsi karena Rusia," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Rusia, sebut Geoana, telah secara efektif menjauh dari ketentuan kesepakatan tahun 1997 itu.

"Sekarang kita tidak memiliki batasan untuk mengerahkan postur yang kuat di sayap timur dan untuk memastikan bahwa setiap inci persegi wilayah NATO dilindungi oleh Pasal 5 dan sekutu-sekutu kita," tegasnya.

Pasal 5 NATO merujuk pada pertahanan kolektif, yang menyatakan bahwa serangan terhadap satu anggota merupakan serangan terhadap semuanya.

Dalam pernyataannya, Geoana tidak menjelaskan secara detail soal rencana pengerahan pasukan, namun dia mengakui dirinya mengantisipasi 'kehadiran yang kuat, fleksibel dan berkelanjutan'.

Tahun 2017 lalu, NATO mengerahkan kelompok taktis multinasional ke negara-negara Baltik dan Polandia sebagai langkah pencegahan. Setelah Rusia menginvasi Ukraina pada akhir Februari, NATO mengirimkan pasukan tambahan ke sana.

Negara-negara Baltik menyerukan kehadiran yang lebih besar dari sekutu-sekutunya di sana, termasuk pengembangan brigade untuk menggantikan kelompok taktis yang lebih kecil.

Para Menteri Pertahanan (Menhan) NATO akan bertemu pada pertengahan Juni untuk membahas ini dan pertanyaan lainnya. Kemudian negara-negara anggota NATO akan bertemu untuk menyetujui perubahan dalam pertemuan puncak NATO di Madrid, Spanyol, pada akhir Juni.

Simak juga video 'Turki Tolak Ajakan Swedia Bergabung Dengan NATO, Singgung Terorisme':

[Gambas:Video 20detik]



Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads