Erdogan Tak Setujui Keanggotaan NATO untuk Finlandia-Swedia Jika...

Erdogan Tak Setujui Keanggotaan NATO untuk Finlandia-Swedia Jika...

Tim detikcom - detikNews
Selasa, 17 Mei 2022 14:37 WIB
Ankara -

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan tidak akan menyetujui keanggotaan NATO untuk Finlandia dan Swedia, jika kedua negara itu menjatuhkan sanksi kepada negaranya.

"Pertama-tama, kami tidak akan mengatakan 'iya' kepada pihak yang menjatuhkan sanksi terhadap Turki yang bergabung dengan NATO, yang merupakan organisasi keamanan. Karena kemudian NATO tidak akan menjadi organisasi keamanan lagi, itu menjadi tempat di mana perwakilan teror berkonsentrasi," tegas Erdogan dalam konferensi pers di Ankara, seperti dilansir CNN, Selasa (17/5/2022).

Erdogan mengatakan bahwa delegasi Finlandia dan Swedia tidak perlu repot-repot datang ke Turki untuk berupaya meyakinkan Turki agar menyetujui keanggotaan NATO untuk kedua negara Nordik itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Erdogan menyebut Menteri Luar Negeri (Menlu) Mevlut Cavusoglu telah menggelar 'sejumlah' pertemuan dengan mitranya dari Finlandia dan Swedia. Ditambahkan Erdogan bahwa tidak satupun dari kedua negara itu yang memiliki sikap yang jelas terhadap organisasi teror.

"Bahkan jika mereka mengatakan 'kami menentang mereka', sebaliknya mereka memiliki pernyataan yang mengatakan bahwa mereka tidak menyerahkan teroris yang harus mereka serahkan kepada Turki," cetusnya.

ADVERTISEMENT

Ditambahkan Erdogan bahwa Swedia merupakan 'sarang' bagi organisasi teror. Dia juga menyebut Swedia mengizinkan teroris untuk berbicara dalam parlemen.

"Mereka memiliki undangan khusus untuk teroris. Mereka bahkan memiliki anggota parlemen pro-PKK dalam parlemen mereka. Bagaimana kita akan mempercayai mereka?" ucap Erdogan.

Pada Senin (16/5) waktu setempat, Erdogan menekankan sikap yang sama seperti yang disampaikan pekan lalu, ketika dalam konferensi pers di Istanbul dia menyatakan tidak memandang prospek Finlandia dan Swedia bergabung NATO 'secara positif'.

Saat itu, Erdogan menuduh kedua negara itu menampung 'organisasi teroris' Kurdi.

PKK atau Partai Pekerja Kurdistan, yang ingin mendirikan negara merdeka di Turki, terlibat konflik bersenjata dengan pemerintah Turki selama bertahun-tahun dan telah ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Turki, Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads