Aksi bengis polisi Israel tak kunjung reda. Di sela pemakaman jurnalis Al Jazeera yang tewas ditembak di Tepi Barat, pelayat yang hadir pun dipukul mundur oleh polisi Israel.
Dilansir BBC Indonesia, Sabtu (14/5/2022), polisi Israel memukul para pelayat dalam pemakaman wartawan Al Jazeera Shireen Abu Aqla. Peti mati hampir terjatuh saat polisi yang menggunakan pentungan menyerang massa.
Polisi Israel mengklaim melakukan aksi bengis itu setelah dilempari batu oleh massa. Polisi menembakkan gas air mata dan peluru karet ke arah massa yang mengibarkan bendera Palestina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka dituduh mengganggu ketertiban umum. Sebab, mereka melempar batu dan meneriakkan slogan-slogan nasionalistik.
Juru bicara Israel mengatakan ratusan petugas keamanan dikerahkan untuk pemakaman ini.
Shireen yang bekerja untuk Al Jazeera ditembak mati Rabu (11/05) ketika meliput penggerebekan Israel di kota Jenin. Pembunuhan itu menimbulkan kecaman luas, dengan Israel dan Palestina saling menyalahkan.
Pasukan Israel Tembak Mati Shireen
Otorita Palestina dan Al Jazeera mengatakan Shireen ditembak mati oleh pasukan Israel. Sedangkan Israel mengatakan tidak bisa memastikan apa yang terjadi dan menuduh wartawati ditembak oleh warga Palestina.
Israel juga menyebut kemungkinan "beberapa peluru" ditembak oleh seorang tentara ke "arah teroris yang melepaskan tembakan ke kendaraannya".
Dalam insiden ini, Palestina menolak permintaan Israel untuk melakukan penyelidikan bersama. Palestina mengatakan mereka tidak percaya dengan Israel. Kini, keduanya melakukan penyelidikan masing-masing.
Simak selengkapnya pada halaman berikut.
Wartawan BBC Tom Bateman di Yerusalem mengatakan ada tekanan untuk melakukan penyelidikan kematian Shireen Abu Aqla secara cepat dan transparan.
Ia mengatakan fokusnya adalah peluru yang menembaknya, yang ditemukan dalam otopsi namun dilaporkan adalah jenis yang digunakan baik oleh tentara Israel dan Palestina.
Israel Lanjutkan Serangan di Tepi Barat
Pada saat pemakaman diselenggarakan, pasukan Israel melanjutkan serangan di daerah yang diduduki di Tepi Barat, Jenin. Lokasi inid menjadi tempat wartawan berdarah Palestina-Amerika itu ditembak pekan ini.
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan penggerebekan pasukan Israel ini melukai setidaknya 11 orang. Sementara itu, militer Israel mengatakan mereka melakukan "operasi kontra terorisme" di luar Jenin.
Kematian wartawati yang telah meliput Palestina dan Timur Tengah dalam dua dekade ini diperkirakan akan semakin menyulut ketegangan.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan pihaknya akan membawa kasus pembunuhan Shireen Abu Aqla ke Mahkamah Pidana Internasional (ICC).
Pada pidato menjelang pemakaman itu, Presiden Abbas menggambarkan Shireen Abu Aqla sebagai "suhada dunia yang bebas" yang "mengorbankan nyawanya" untuk membela kepentingan Palestina.
"Kami menganggap otorita pendudukan Israel bertanggung jawab atas pembunuhannya dan tidak akan bisa menutup-nutupi fakta dengan kejahatan ini," kata Presiden Abbas pada Kamis (12/05).
Selengkapnya pada halaman berikut.
Al-Jazeera Sebut Isreal Sengaja Bunuh Shireen
Al-Jazeera, kantor berita yang berbasis di Qatar, dalam keterangan persnya menyatakan bahwa korespondennya itu dibunuh "dengan sengaja" dan "dengan darah dingin" oleh pasukan Israel.
Al-Jazeera juga mengutip saksi mata yang mengatakan bahwa "penembak jitu sengaja menembak Shireen di kepala, meskipun perempuan itu mengenakan rompi dan helm yang jelas bertuliskan 'pers'".
PM Israel Tuduh Palestina
Perdana Menteri Israel mengatakan "kemungkinan besar" rombongan Al-Jazeera itu ditembak oleh orang-orang bersenjata dari pihak Palestina selama baku tembak.
"Menurut informasi yang kami kumpulkan, tampaknya orang-orang Palestina bersenjata -- yang menembaki tanpa pandang bulu pada saat itu -- yang bertanggung jawab atas kematian malang wartawan itu," sebut PM Israel Naftali Bennett dalam pernyataannya seperti dilansir AFP, Rabu (11/5).