Pesawat maskapai Tibet Airlines yang tergelincir dari landasan dan terbakar di Chongqing, China, dilaporkan membawa 122 penumpang dan awak. Pihak maskapai Tibet Airlines menyatakan seluruh penumpang dan awak berhasil 'dievakuasi dengan selamat' dari pesawat.
Seperti dilansir AFP, Kamis (12/5/2022), pihak maskapai Tibet Airlines menyebut penerbangan itu hendak mengudara dari Chongqing menuju Nyingchi di Tibet ketika para awak menyadari adanya 'abnormalitas' dan 'menunda lepas landas', yang membuat pesawat tergelincir keluar dari landasan dan terbakar.
Sejumlah foto yang dirilis media pemerintah China menunjukkan kobaran api menyelimuti bagian sayap pesawat, dengan para penumpang yang ketakutan tampak berlari menjauhi lokasi kejadian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tibet Airlines menyatakan pesawat itu membawa 113 penumpang dan sembilan awak saat insiden itu terjadi pada Kamis (12/5) pagi waktu setempat.
"Semua penumpang dan awak telah dievakuasi dengan selamat," ujar maskapai Tibet Airlines dalam pernyataannya.
"Para penumpang yang luka-luka semuanya hanya luka ringan, dan telah dibawa ke rumah sakit untuk perawatan," imbuh pernyataan tersebut.
Insiden ini terjadi setelah penerbangan maskapai China Eastern Airlines yang mengudara dari Kunming menuju Guangzhou jatuh dari ketinggian 29 ribu kaki ke area pegunungan setempat pada Maret lalu. Seluruh 132 penumpang dan awak yang ada di dalam pesawat itu tewas.
Kecelakaan itu tercatat sebagai yang terburuk di China dalam 30 tahun terakhir. Namun penyebab pasti kecelakaan itu belum diumumkan secara jelas.
Dua rekaman penerbangan, atau yang disebut kotak hitam, telah ditemukan dan tengah dianalisis di Amerika Serikat (AS) dengan harapan menguak misteri di balik penurunan ketinggian drastis pesawat China Eastern Airlines itu.
Penyelidikan mendapati bahwa kualifikasi penerbangan dan awak kabin memenuhi syarat, demikian halnya dengan staf pemeliharaan pesawat.