Kemenangan Presiden Prancis Emmanuel Macron dalam pemilu presiden (pilpres) putaran kedua pada Minggu (24/4) waktu setempat menuai unjuk rasa. Polisi antihuru-hara dilaporkan menembakkan gas air mata ke arah para demonstran di Paris bagian tengah yang memprotes kemenangan Macron.
Seperti dilansir Reuters, Senin (25/4/2022), beberapa gambar yang diunggah ke media sosial Twitter menunjukkan bahwa para personel kepolisian berupaya membubarkan kerumunan demonstran, yang sebagian besar anak muda, yang berkumpul di pusat kawasan Chatelet untuk berunjuk rasa.
Macron mengalahkan penantang utamanya, pemimpin sayap kanan jauh Marine Le Pen, dalam pemungutan suara untuk pilpres putaran kedua yang digelar Minggu (24/4) waktu setempat. Kemenangan Macron itu memberikannya periode kedua untuk memimpin Prancis selama lima tahun ke depan.
Kemenangan Macron itu juga mencegah apa yang dikhawatirkan menjadi gangguan politik besar.
Dengan 97 persen suara dihitung, Macron berada di jalur untuk mendapatkan 57,4 persen suara solid. Hal itu berdasarkan penghitungan Kementerian Dalam Negeri Prancis.
Meskipun Macron menang dengan margin cukup besar, tingkat abstain dalam pilpres Prancis tahun ini diperkirakan akan mencapai titik tertinggi sejak tahun 1969, dengan sejumlah besar pemilih enggan memilih untuk Macron maupun Le Pen.
Antara putaran pertama dan putaran kedua, aksi protes digelar oleh para mahasiswa di luar Universitas Sorbonne di Paris dan beberapa universitas lainnya. Dalam aksinya, para mahasiswa itu mengungkapkan kekecewaan mereka dengan pilihan yang diberikan dalam pilpres.
Simak Video: Emmanuel Macron Terpilih Kembali Menjadi Presiden Prancis
(nvc/ita)