Warga Korea Utara (Korut) mengeluh. Pemerintah mengeluarkan kebijakan menghentikan operasional seluruh bus dan taksi secara nasional selama tiga hari.
Radio Free Asia (RFA), Rabu (20/4/2022), melaporkan kebijakan itu diambil untuk mendorong warga menghadiri acara-acara politik dalam rangka memperingati hari lahir pendiri Korut, Kim Il-Sung, atau kakek Kim Jong-Un.
Keluhan warga berdasar, lantaran angkutan umum menjadi andalan warga untuk pulang-pergi ke tempat bekerja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diketahui, Kim Il-Sung yang meninggal dunia tahun 1994 silam, lahir pada 15 April. Tanggal 15 April tahun ini menjadi peringatan hari lahir Kim Il-Sung ke 110 tahun.
Dan hari lahirnya selalu diperingati setiap tahun sebagai hari libur besar yang diberi nama 'Hari Matahari'.
Perlakuan serupa diberikan kepada Kim Jong-Il -- ayah Kim Jong-Un -- yang hari lahirnya setiap 16 Februari, juga diperingati sebagai 'Hari Matahari Bersinar'. Dua hari libur nasional itu memperkuat pengkultusan keluarga Kim yang telah menguasai Korut selama tiga generasi.
"Sehari sebelum Hari Matahari kemarin, otoritas di distrik Unsan sepenuhnya membatasi operasional transportasi milik negara, termasuk bus, taksi dan sepeda motor," tutur seorang warga Provinsi Pyongan Selatan, yang enggan disebut namanya karena alasan keamanan, kepada Layanan Korea RFA.
"Dengan setiap peringatan nasional, otoritas akan melakukan hal-hal seperti memperkuat pengamanan dan menggelar acara dan kuliah politik. Tapi ini pertama kalinya mereka berusaha mengendalikan orang-orang dengan menutup transportasi umum," imbuhnya.
Menurut sejumlah sumber yang dikutip RFA, otoritas Korut ingin warganya hadir sebagai bentuk dukungan kepada ideologi partai. Warga juga diminta hadir untuk menunjukkan dedikasi dan loyalitas mereka pada pemimpin.
Sayangnya, kebijakan dengan maksud tersebut direspons dingin oleh warga Korut.
"Para pedagang yang bergantung pada transportasi umum untuk mengangkut barang-barang dari satu pasar ke pasar lainnya tidak memiliki tempat untuk mengeluhkan kesulitan mereka," sebut salah satu sumber itu.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Kebijakan penghentian sementara operasional transportasi umum, menurut warga Provinsi Pyongan Utara yang enggan disebut namanya kepada RFA, bertujuan untuk mengurangi risiko acara politik di wilayah itu terganggu. "Warga yang tidak bisa bepergian selama tiga hari tidak memiliki pilihan lain selain pergi ke acara politik itu, yang dimulai dengan dewan khusus sehari sebelum Hari Matahari," ungkap warga.
Pada peringatan Hari Matahari, warga menghadiri banyak kegiatan, mulai dari meletakkan karangan bunga untuk mendiang Kim Il-Sung di Menara Kehidupan Abadi di kota perbatasan Sinuiju, kemudian menghadiri seremoni tarian publik dan menghadiri acara politik untuk mendedikasikan loyalitas untuk Kim Jong-Un.
"Orang-orang kelelahan dari menghadiri acara-acara ini, dan itu menjauhkan mereka dari pekerjaan mereka, yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok," pungkas sumber yang dikutip RFA itu.