Otoritas China melaporkan tujuh kematian baru akibat virus Corona (COVID-19) di kota Shanghai yang ditempatkan di bawah lockdown beberapa pekan ini. Tambahan kematian itu tercatat usai kemarin (18/4), Shanghai mencatat tiga kematian pertama sejak lockdown diberlakukan.
Seperti dilansir AFP, Selasa (19/4/2022), otoritas kota Shanghai mengumumkan tiga kematian akibat Corona pada Senin (18/4) waktu setempat. Dengan tambahan tujuh kematian lainnya pada Selasa (19/4), maka sejauh ini total kematian akibat Corona di Shanghai sejak lokcdown mencapai 10 kematian.
China bersikeras menerapkan kebijakan nol-COVID yang melibatkan lockdown ketat, tes Corona massal dan karantina panjang yang mencegah kematian dan krisis kesehatan umum yang melanda banyak negara lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, sejumlah pihak meragukan data resmi pemerintah China soal Corona. Diketahui juga bahwa populasi lanjut usia (lansia) yang besar memiliki tingkat vaksinasi Corona yang rendah.
Jika dibandingkan, Hong Kong -- yang juga memiliki angka vaksinasi rendah untuk warga lansia -- mencatat nyaris 9.000 kematian dari total 1,18 juta kasus Corona sejak varian Omicron melonjak pada Januari lalu.
Beberapa postingan media sosial tak terverifikasi mengklaim kematian akibat Corona di Shanghai tidak dilaporkan, namun postingan itu dengan cepat lenyap dari internet.
Para pejabat kesehatan Shanghai menuturkan pada Minggu (17/4) waktu setempat bahwa kurang dari dua pertiga warganya yang berusia 60 tahun ke atas, telah menerima dua dosis vaksin Corona dan kurang dari 40 persen telah menerima suntikan booster.
Simak Video 'Melihat Rumah Sakit Sementara untuk Pasien Covid-19 di Shanghai':
Dituturkan pejabat kesehatan Shanghai, Wu Qianyu, dalam konferensi pers pada Selasa (19/4) waktu setempat bahwa tujuh kematian baru akibat Corona itu melibatkan para pasien yang belum divaksinasi.
Menurut Komisi Kesehatan Kota Shanghai, pasien Corona yang meninggal itu berusia antara 60-101 tahun dan memiliki penyakit bawaan seperti penyakit jantung dan diabetes.
"Para pasien menjadi sakit parah setelah masuk rumah sakit, dan meninggal setelah upaya penyelamatan yang tidak efektif, dengan penyebab langsung kematian adalah penyakit bawaan," sebut Komisi Kesehatan Kota Shanghai dalam pernyataannya.
Pada Selasa (19/4) waktu setempat, Shanghai mencatat lebih dari 20.000 kasus baru yang sebagian tanpa gejala.