Jakarta -
Shanghai dilanda kengerian virus Corona lagi. China menjadi tidak santai dan menerapkan lockdown ketat. Pemerintah Amerika Serikat (AS) ikut-ikutan tidak santai.
Pemerintah AS mengumumkan bahwa mereka telah memerintahkan semua staf non-esensial di kosulat Shanghai untuk pergi. Paman Sam khawatir akan keselamatan warganya.
Dilansir dari kantor berita AFP, Selasa (12/4/2022), China telah berpegang teguh pada kebijakan 'nol COVID', yang bertujuan untuk menghilangkan kasus infeksi virus Corona melalui lockdown yang ketat, pengujian massal, dan pembatasan perjalanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, kebijakan itu mendapat tekanan sejak Maret karena lebih dari 100.000 kasus di Shanghai telah menyebabkan lockdown sekitar 25 juta penduduk kota itu. Hal ini telah memicu kemarahan publik yang meluas atas kekurangan makanan dan kebijakan yang tidak fleksibel untuk mengirim siapa pun yang hasil tesnya positif Corona ke pusat karantina.
"Departemen Luar Negeri AS memerintahkan keberangkatan tersebut karena wabah COVID-19 yang sedang berlangsung," kata juru bicara Kedutaan Besar Amerika Serikat di Beijing dalam sebuah pernyataan.
Diplomat-diplomat Amerika juga telah menyampaikan "kekhawatiran akan keselamatan dan kesejahteraan warga AS kepada pejabat Republik Rakyat China," tambah pernyataan itu.
Simak video 'Covid RI 9 April: Tambah 1.468 Kasus, Didominasi DKI':
[Gambas:Video 20detik]
Selanjutnya, sekilas kondisi Shanghai:
Sekilas kondisi Shanghai
Kota terbesar di China itu melaporkan lebih dari 23.000 infeksi virus Corona baru pada Selasa (12/4) ini.
Sebagian besar penduduknya tetap berada di dalam lockdown ketat, meskipun beberapa yang tinggal di lingkungan yang dianggap berisiko rendah terkena Corona telah diizinkan keluar dari rumah mereka.
Deteksi mutasi Omicron baru
Media pemerintah melaporkan para pejabat di kota sebelah barat Shanghai, Suzhou telah mendeteksi mutasi varian Omicron yang tidak ditemukan dalam database lokal atau internasional.
"Ini berarti varian baru Omicron telah ditemukan secara lokal," demikian dilaporkan media Xinhua, mengutip pernyataan Wakil Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Suzhou, Zhang Jun.
Pada hari Minggu (3/4) sekitar 1,5 juta penduduk Baicheng di timur laut China bergabung dengan puluhan juta warga lainnya di bawah aturan lockdown selama sebulan terakhir.
Selanjutnya, pemerintah mendorong langkah strategis:
Wakil Perdana Menteri Sun Chunlan mendesak "langkah tegas dan cepat" untuk memadamkan wabah COVID-19 pasca kunjungannya ke Shanghai.
Direktur kedaruratan WHO Michael Ryan pekan lalu mengatakan penting bagi semua negara, termasuk China, untuk memiliki rencana mengurangi pembatasan di masa pandemi. Namun dirinya mengatakan populasi besar di China memberikan tantangan bagi sistem kesehatannya dan pihak berwenang harus "menentukan strategi yang memungkinkan mereka keluar (pandemi) dengan aman".
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini